Konsumsi Lemah, Menkeu Turunkan Target Pertumbuhan Ekonomi

Desy Setyowati
8 Juni 2016, 11:17
Bambang Brodjonegoro
Arief Kamaludin|KATADATA
Bambang Brodjonegoro

Menteri Keungan Bambang Brodjonegoro mulai pesimistis target pertumbuhan ekonomi tahun ini dapat tercapai. Penyebabnya, hingga kini konsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi, masih lemah. Alhasil, ekonomi tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 5,1 persen, lebih rendah dibandingkan target sebesar 5,3 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2016.

Menurut dia, lemahnya konsumsi rumah tangga terlihat dari penjualan ritel yang masih rendah. Dalam catatannya, penjualan ritel, seperti pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta, misalnya, ataupun barang elektronik di kawasan Mangga Dua, menurun dibandingkan tahun lalu. Secara keseluruhan, dia mencatat penurunan penjualan ritel tahun ini.

Namun, Bambang masih mengkaji kemungkinan beralihnya penjualan ritel melalui perdagangan elektronik (e-commerce). Kajian ini akan dipercepat guna menentukan kebijakan perpajakan, sehingga ada keadilan antara pedagang riil dan dalam jaringan (daring) atau online.

(Baca: Menteri Keuangan Yakinkan DPR Tingkat Konsumsi Makin Membaik)

Karena itu, Bambang pesimistis target pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5,1 persen tahun ini dapat tercapai. Meskipun konsumsi rumah tangga bakal didukung oleh kenaikan permintaan saat bulan Ramadan, perayaan Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru.

“Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,1 persen, target yang sangat berat. Kemungkinan hanya lima persen,” kata dia saat Rapat Kerja dengan Komisi Keuangan (XI) di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (7/6) malam.

Dari sisi konsumsi pemerintah, Bambang masih meyakini adanya peningkatan terutama investasi infrastruktur. Sektor tersebut akan menjadi jalur utama pendorong pertumbuhan ekonomi. Karena itu, dia optimistis target pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar enam persen tahun ini bisa tercapai.

Sayangnya, peningkatan investasi pemerintah di bidang infrastruktur tersebut belum mampu mendorong swasta melakukan hal yang sama. Bahkan, Bambang mengakui, 12 paket kebijakan ekonomi yang telah dirilis pemerintah sejak September tahun lalu, belum berdampak pada peningkatan investasi ataupun ekspansi swasta.

(Baca: Revisi APBN 2016, Pemerintah Dinilai Terlalu Optimistis)

Padahal, selusin paket tersebut disiapkan untuk tranformasi ekonomi dari berbasis konsumsi rumah tangga menjadi investasi, khususnya di manufaktur, infrastruktur, dan jasa. “Tapi transformasi ini butuh waktu. Meskipun di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ada realisasi investasi, pertumbuhannya tidak secepat sebelumnya. Ini jadi catatan, untuk memperbaiki lebih tinggi (minat investasi) di swasta yang saat ini masih tertahan,” kata Bambang.

Asumsi Makro 2016

Sementara itu, komponen lain pembentuk pertumbuhan ekonomi yakni ekspor-impor, diperkirakan masih akan terkontraksi alias turun dibandingkan tahun sebelumnya. Semula, Bambang meyakini kedua indikator ini masih bisa tumbuh 0,1 persen dan 0,4 persen tahun ini. Tetapi melihat perkembangan harga komoditas, dan lesunya permintaan dunia, ia pesimistis pertumbuhan ekspor-impor bisa bertahan pada teritori positif seperti harapannya.

(Baca: Menteri Bambang Optimistis Ekonomi Tumbuh Didorong Tiga Faktor)

Karena itulah, Bambang menilai target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,3 persen perlu dikoreksi. “Angka (pertumbuhan) ekonomi global sangat dinamis, maka untuk pertumbuhan ekonomi kami berpikir 5,1 persen adalah angka yang barangkali—untuk pemerintah—masuk akal,” katanya sembari menjawab pertanyaan Ketua Komisi XI Ahmadi Noor Supit. Sebelumnya, politisi Golkar ini mempersoalkan pernyataan Bambang di media massa bahwa pertumbuhan ekonomi 5,1 persen ataupun 5,2 persen tahun ini tidak masalah.

Padahal, dalam RAPBN-P 2016 yang telah diajukan pemerintah dan tengah dibahas DPR, target pertumbuhan ekonomi 2016 dipatok 5,3 persen. “Revisi ini tidak akan mempengaruhi postur RAPBN-P 2016,” ujar Bambang.

Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...