Tiga Pertemuan Setya Novanto dengan Bos Freeport

Yura Syahrul
25 November 2015, 10:00
freeport 1.jpg
Dok Freeport

KATADATA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto diduga sudah aktif berkomunikasi dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin sejak April lalu. Setidaknya terdapat tiga pertemuan terkait perpanjangan kontrak Freeport, yang belakangan juga dihadiri oleh pengusaha minyak M. Reza Chalid.

Pertemuan segitiga itu akhir-akhir ini ramai digunjingkan, dipicu oleh adanya laporan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said  kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Isi laporan itu memuat indikasi pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait perpanjangan kontrak tambang Freeport di Papua.

Indikasi calo Freeport inilah yang tertuang dalam resume rekaman pembicaraan yang diduga dilakukan oleh Setya, Reza dan Maroef. Ikut tersebut dalam rekaman itu nama Luhut B. Panjaitan, yang kini menjabat Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan. Rencananya, MKD DPR akan mulai bersidang, Senin pekan depan (30/11).

Dalam surat laporan pengaduan berkop Menteri ESDM perihal “Laporan Tindakan Tidak Terpuji Sdr. Setya Novanto”, yang salinannya dimiliki Katadata, Sudirman mengungkapkan, Setya dan M. Reza Chalid (MR) telah beberapa kali memanggil dan bertemu dengan pimpinan Freeport Indonesia.

(Baca: Kisruh Freeport, Ari Soemarno Bantah Terlibat Perang Antargeng)

Tertulis dalam laporan tersebut bahwa pada pertemuan ketiga pada 8 Juni lalu, sekitar pukul 14.00 WIB, di suatu hotel di kawasan SCBD, Jakarta, Setya menjanjikan suatu cara penyelesaian kelanjutan kontrak Freeport. Pada saat itulah, nama Jokowi dan Jusuf Kalla disebut-sebut akan mendapat jatah saham divestasi Freeport.

Atas tuduhan ini, dalam beberapa kali kesempatan wawancara dengan media massa, Setya selalu membantah telah mencatut nama Jokowi dan Kalla. Ia juga berdalih, permintaan saham dalam pembicaraan itu tidak serius dan hanya sebuah candaan.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto
Ketua DPR Setya Novanto (Arief Kamaluddin | Katadata)

Bahkan, Setya mengklaim tiga pertemuan itu atas inisiatif Maroef Sjamsoeddin. “Pertemuan tanggal 8 Juni, Pak Maroef yang meminta bertemu,” katanya, seperti dikutip majalah Tempo.

Bagaimana dengan pertemuan pertama dan kedua? Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, Setya sesungguhnya sudah bertemu dengan bos Freeport sejak akhir April lalu.

Saat itu, pertemuan sudah dimaksudkan untuk membahas nasib perpanjangan kontrak Freeport yang sebenarnya baru akan berakhir pada 2021. Pada pertemuan perdana yang berlangsung 27 April lalu itu, kabarnya Setya-lah yang secara lisan mengajak Maroef untuk bertemu. Ajakan ini pun disampaikan berkali-kali. Untuk menjawab ajakan itu, belakangan manajemen Freeport menulis surat resmi berisi permohonan bertemu dengan pimpinan MPR, DPR dan DPD secara berurutan.

Setelah  pertemuan dengan pimpinan DPR, lantas Setya kabarnya meminta pertemuan empat mata dengan  Maroef. Dalam pertemuan tersebut, politikus dari Partai Golkar ini beberapa kali melontarkan kalimat bersayap. “Kita bicarakanlah untuk ngatur ini (perpanjangan kontrak),” ujarnya. “Nanti kita ketemu lagi sambil ngopi-ngopi."

Lepas dua pekan berselang dari pertemuan itu, tepatnya 13 Mei 2015, Setya kembali mengajak Maroef bertemu di ruangan rapat lantai 21 Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta Selatan. Kali ini, Setya ditemani Reza Chalid.

Pada pertemuan kedua inilah Setya dan Reza mulai memperjelas maksudnya, yaitu membantu mengatur perpanjangan kontrak Freeport. Indikasi itu terlihat dari kalimat: "Ini harus dikelola...", dan "Pasti kita bantulah..."

Pertemuan ketiga kembali digelar di hotel yang sama pada 8 Juni 2015. Pertemuan ini berlangsung atas permintaan Setya dan Reza sekitar seminggu sebelumnya. Dalam pertermuan yang berlangsung hampir dua jam itulah, nama Jokowi, Kalla dan Luhut berkali-kali disebut, seperti tertuang dalam laporan resume rekaman ke MKD.

(Baca: Tiga Orang di Balik Rekaman Skenario Kontrak Freeport)

Rudy Alfonso, anggota tim penasihat hukum Setya Novanto, membantah tiga pertemuan dengan bos Freeport itu atas inisiatif kliennya. “Saya yakin ada upaya menghubungi dari FI (Freeport Indonesia). Apakah (secara) langsung, saya belum cek. Tapi yang saya tahu inisiasi awalnya dari MS (Maroef Sjamsoeddin),” katanya kepada Katadata, Selasa (24/11).

Menurut Rudy, pertemuan pertama adalah inisiatif Maroef yang mendatangi DPR untuk berkonsultasi perihal perpanjangan rencana investasi pembangunan pabrik peleburan (smelter) dan divestasi saham Freeport. Namun, Setya menilai masalah itu bukan keputusan DPR. “Dari awal Setya Novanto tidak ada urusan, karena bukan kewenangan DPR perpanjangan kontrak karya itu,” katanya.

Meski begitu, Rudy tidak bisa memastikan inisiator pertemuan kedua dan ketiga Setya dengan bos Freeport. “Yang saya bisa pastikan, tidak ada pertemuan berikutnya kalau dia (Maroef) tidak datang duluan di pertemuan pertama. Jadi, tidak penting siapa yang inisiasi (pertemuan) selanjutnya,” ujar Rudy.

(Baca: Peran Luhut dalam Transkrip Rekaman Kontrak Freeport)

Sebaliknya, dia menegaskan, Setya dalam pertemuan dengan Freeport sama sekali tidak pernah meminta jatah saham dan mencatut nama Jokowi dan Kalla. “Kalau bilang dia (Setya) mencatut, fitnah itu dan bisa kena Pasal 311,” katanya.

Ketika dimintai konfirmasi, juru bicara Freeport Indonesia Riza Pratama juga mengaku tidak mengetahui adanya tiga pertemuan Maroef dengan Setya serta inisiatornya. “Pihak yang berwenang sedang melakukan penyelidikan mengenai hal ini dan kami akan bekerjasama dengan pihak yang berwenang,” katanya kepada Katadata melalui telepon. Ia pun menegaskan,  Freeport melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-perundangan, kontrak karya dan prinsip-prinsip perilaku berusaha.

Reporter: Yura Syahrul, Ameidyo Daud Nasution

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...