Penundaan Kenaikan Fed Rate Bisa Menimbulkan Spekulasi di Pasar Uang

Aria W. Yudhistira
18 September 2015, 14:31
Katadata
KATADATA
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

?Kami akan terus menjaga agar posisi nilai tukar rupiah bisa mencerminkan kondisi yang menjadi ketahanan ekonomi Indonesia,? ujar dia.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memperkirakan, pergerakan rupiah akan mendatar dan cenderung melemah dalam beberapa waktu ke depan. Penguatan rupiah tergantung sentimen positif dari dalam negeri. Pelaku pasar keuangan masih menunggu upaya pemerintah mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.

?(Sentimen positifnya) bagaimana ekonomi bisa tumbuh ke arah 5 persen,? tutur Ariston. ?Paling tidak, pasar tahu kalau dari upaya pemerintah ada kemungkinan ekonomi tumbuh ke arah sana.?

Hal yang sama juga disampaikan Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada bahwa belum ada sentimen positif dari dalam negeri yang mampu mendorong penguatan rupiah. ?Pasar sudah berupaya optimistis, tapi bola ada di tangan pemerintah. Kalau nggak bisa jaga kepercayaan pasar maka akan melemah,? kata dia.

Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menilai ada kemungkinan rupiah bergerak ke level Rp 14.000 per dolar AS dalam waktu dekat, karena nilai tukar rupiah sudah terlalu murah. Selain itu, meski the Fed membuka kemungkinan kenaikan suku bunga pada tahun ini, setidaknya keputusan FOMC semalam memberi nafas bagi rupiah.

?Dalam sepekan semestinya bisa ke Rp 14.000 per dolar AS, karena sudah melemah terlalu dalam. Bulan berikutnya ya akan kembali seperti sebelumnya (melemah), melihat perkembangan (keputusan the Fed) selanjutnya,? ujar Rully.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...