Membangun Jaringan Jalan dan Kereta, Pemerintah Terbitkan Sukuk Rp 12 Triliun
KATADATA ? Pemerintah siap menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk senilai Rp 12,2 triliun pada 2016 mendatang. Dana hasil penerbitan tersebut akan dipakai untuk membiayai beberapa proyek infrastruktur strategis berupa jalan raya dan rel kereta api.
Dari data Direktorat Transportasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sukuk yang akan diterbitkan untuk pembangunan jalan raya mencapai Rp 7,22 triliun, sedangkan untuk pembangunan rel kereta api mencapai Rp 4,9 triliun.
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas Wismana Adi Suryabrata mengatakan, proyek jalan raya dan juga rel kereta api merupakan proyek penunjang konektivitas. Oleh sebab itu, Kementerian Keuangan telah memberikan lampu hijau untuk penerbitan sukuk ini.
?Konektivitas yang paling prioritas. Jadi difokuskan kepada jalan raya serta rel kereta api dan trasenya,? kata Wismana di kantornya, Jakarta, Jumat (28/8). (Baca: Investor Dubai Tertarik Sukuk Pemerintah)
Nantinya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Marga dan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang akan menggarap beberapa proyek ini. Secara total ada 120 proyek pengembangan jalan dan rel kereta api yang akan dilaksanakan melalui penerbitan sukuk ini.
Bappenas, kata Wismana, akan menyesuaikan pembiayaan sukuk ini dengan angka plafon yang diberikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. ?Itu termasuk hitungan rupiah, proyek apa saja. Itu sudah kami sesuaikan dengan angka dari Kemenkeu,? kata dia.
Untuk diketahui, jumlah pinjaman terbesar untuk pembangunan jalan dan jembatan berada di provinsi Papua senilai Rp 670 miliar. Sedangkan pembangunan jalur kereta api layang di Medan akan menyedot pinjaman sukuk terbesar dari sisi rel kereta api sebesar Rp 1,4 triliun.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Bina Marga melakukan lelang dini untuk proyek tahun anggaran 2016. Total nilai proyek yang lelangnya siap dipercepat mencapai Rp 28,3 triliun.
Direktur Jenderal Bina Marga Hediyanto mengatakan, pada bulan ini saja pihaknya telah melelang sejumlah proyek senilai Rp 3,7 triliun. Pada September, proyek yang akan dilelang senilai Rp 7,62 triliun, kemudian pada Oktober Rp 8,5 triliun. Sedangkan pada November dan Desember masing-masing sebesar Rp 5,74 triliun dan Rp 2,76 triliun.
?(Lelang) ini agar keterlambatan lelang yang terjadi pada tahun ini tidak terulang lagi tahun depan,? kata Hediyanto di kantornya, Jakarta, Jumat (28/7).