Risiko Global Meningkat, BI Pertahankan Suku Bunga

Aria W. Yudhistira
14 Juli 2015, 17:45
Katadata
KATADATA
Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 7,5 persen karena masih ada risiko yang berasal dari ekonomi global.

Tirta menjelaskan, kekhawatiran atas negosiasi penyehatan fiskal di Yunani menjelang jatuh tempo pembayaran utang memengaruhi kurs rupiah. Begitu juga dengan investor yang mulai mengantisipasi arah kebijakan bank sentral AS, the Fed dalam pertemuan Federal Open Market Committee pada Juni lalu.

?Permintaan valuta asing (valas) dari internal juga naik untuk membayar utang dan dividen. Hal ini turut menekan rupiah. Ke depan, BI akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental, sehingga bisa mendukung stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,? ujar dia.

Dari sisi domestik, langkah ini juga untuk menjaga inflasi sesuai target 4 persen plus minus 1 persen pada akhir tahun. BI menilai, perkembangan inflasi Juni sebesar 7,26 persen dinilai sudah mengarah pada target. Alasannya, inflasi sejak awal tahun tercatat rendah di level 0,96 persen.

Ekonom DBS Group Research Gundy Cahyadi mengatakan, keputusan BI tersebut tidak mengejutkan di tengah tekanan terhadap rupiah. BI, lanjut dia, akan terus memantau risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi, kendati ada ekspektasi akan membaik pada semester II seiring mulai berjalannya proyek-proyek infrastruktur.

Meski begitu, dia meragukan jika penurunan suku bunga akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. ?Suku bunga diharapkan tetap sepanjang sisa tahun ini,? kata Gundy. 

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...