Pemerintah Merevisi Usulan Target Pertumbuhan Ekonomi 2016
KATADATA ? Pemerintah merevisi usulan target pertumbuhan ekonomi tahun depan. Awalnya pemerintah mengusulkan target pertumbuhan ekonomi pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 sekitar 5,8 persen-6,2 persen, kemudian direvisi menjadi 5,5 persen-6 persen.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan sebelumnya pemerintah menyampaikan usulan target ini kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), karena mengikuti proyeksi Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).
IMF sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia 2016 sebesar 3,8 persen. Makanya pemerintah cukup optimistis memproyeksikan pertumbuhan tahun depan 5,8 persen. Namun, saat ini IMF telah merevisi proyeksi tersebut menjadi hanya 3,3 persen.
Selain proyeksi pertumbuhan dunia, revisi yang dilakukan pemerintah juga berdasarkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini yang hanya 4,71 persen. Angka ini lebih rendah dari ekspektasi pemerintah sebesar 5,7 persen. Tren harga komoditas pun masih terlihat menurun, diikuti dengan pertumbuhan ekonomi Cina sebagai mitra dagang yang masih lemah.
?Asumsi 2016 perkembangan terakhir, kami usulkan mungkin pertumbuhan ekonomi di range 5,5 persen-6 persen. Enam persen tetap ada karena merupakan kemungkinan optimsime yang muncul dari global. Tapi harus ada batas bawah kemungkinan terburuk seperti pada Kuartal 1 tahun ini,? ujar dia kepada Komisi II di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (22/6).
Selain pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga mengajukan revisi perkiraan nilai tukar rupiah dan inflasi untuk RAPBN 2016. Nilai tukar rupiah direvisi dari usulan sebelumnya Rp 12.800-Rp 13.200 per dolar Amerika Serikat (AS) menjadi Rp 13.000-Rp 13.400 per dolar AS. Angka ini sama dengan perkiraan Bank Indonesia (BI). Sementara target inflasi tahun depan diusulkan sebesar 3,5 persen-4 persen.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago mengatakan, tingkat kemiskinan tahun depan ditargetkan hanya 9 persen-10, persen lebih rendah dari perkiraan tahun ini 10,3 persen. Tingkat pengangguran sebesar 5,2-5,5 persen, lebih rendah dari tahun ini 5,6 persen.
?Koefisien rasio gini di APBN-P 2015 sebesar 0,4 persen, perkiraan 2016 sebesar 0,39 persen. Sedangkan, indeks bangunan manusia diperkirakan 70,1 pada 2016,? ujar Andrinof.
Mayoritas anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat dengan revisi yang diusulkan pemerintah. Target pertumbuhan dan asumsi makro ini dinilai realistis dengan melihat perkembangan perekonomian global dan kondisi di dalam negeri.
"Komisi XI sepakat, indikator pertumbuhan ekonomi 5,5-6 persen. Begitu juga dengan inflasi dan nilai tukar rupiah," kata Ketua Komisi XI Fadel Muhammad.
