Kredit Perbankan Kuartal I Melambat
KATADATA ? Penyaluran kredit perbankan melambat pada Kuartal I tahun ini. Salah satu penyebabnya adalah penyerapan anggaran pemerintah belum berjalan.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan penyaluran kredit pada awal tahun hanya tumbuh 12 persen. Pertumbuhannya melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 18,9 persen.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak akhir 2014 hingga Maret 2015, membuat perusahaan menahan rencana bisnisnya. Hal ini kemudian berpengaruh pula pada penyaluran kredit perbankan.
Selain itu, data Kementerian Keuangan juga menyebutkan penyerapan anggaran baru mencapai 18 persen. Itu pun baru untuk belanja rutin, bukan yang bersifat produktif. Jadi, belum ada pemicu ekonomi tumbuh lebih agresif pada awal tahun ini.
Konsumsi rumah tangga pun juga belum menunjang pertumbuhan kredit. Terlihat dari penjualan ritel dan indeks kepercayaan konsumen yang masih melambat.
"Kondisinya memang belum memungkinkan untuk ekspansi di Kuartal I. Jadi bank suplai (penyaluran kredit) masih di kisaran 12 persen-an," kata dia saat dihubungi Katadata, Selasa (21/4).
Menurut dia, sebenarnya pertumbuhan kredit perbankan bisa lebih tinggi lagi. Kuncinya ada pada penyerapan anggaran dan pembangunan infrastruktur. Jika ini bisa dilakukan sesuai rencana pada April ini, ia yakin penyaluran kredit perbankan bisa tumbuh 15-16 persen hingga akhir tahun.
Selain proyek dan anggaran pemerintah tahun ini jauh lebih besar dari tahun lalu, likuiditas perbankan saat ini juga memungkinkan perbankan menyalurkan kredit lebih tinggi. Sikap Bank Indonesia (BI) juga mendukung pertumbuhan kredit tahun ini bisa lebih besar dari tahun lalu.
BI mempertahan suku bunga acuan (BI Rate) selama dua kali Rapat Dewan Gubernur (RDG), bahkan sempat turun 0,5 persen. Selain itu, BI juga berencana melonggarkan aturan rasio kredit, dengan memperluas cakupan definisi simpanan.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Budi Satria mengakui adanya perlambatan kredit kuartal I akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi. "Kuartal I, seperti tahun-tahun sebelumnya selalu belum tinggi pertumbuhannya, sejalan dengan prognosa perkembangan ekonomi nasional. Kuartal II dan seterusnya, terutama kuartal IV akan menjadi puncak pertumbuhan," kata Budi.
Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Iman Nugroho Soeko juga mengakui adanya perlambatan konsumsi yang berpengaruh pada penyaluran kredit. Namun, dia mengaku penyaluran kredit BTN pada kuartal I sudah sesuai target. Adapun target pertumbuhan kredit BTN tahun ini sebesar 18-19 persen.
Pencapaian target penyaluran kredit BTN pada kuartal I didukung oleh penyaluran dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Meskipun belum ada anggaran yang disalurkan pemerintah untuk program kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ini. Apalagi, rumah masih menjadi kebutuhan pokok masyarakat. "Kredit Kuartal I sesuai target. Sekitar Rp 5 triliun," ujarnya.