Defisit Kian Bebani SUN
KATADATA ? Risiko pelebaran defisit fiskal, menyusul realisasi defisit yang nyaris mencapai Rp 100 triliun pada kuartal I/2015 dikhawatirkan semakin membebani obligasi pemerintah.
Dikutip dari Bisnis Indonesia, Selasa (21/4), tim riset DBS Bank yang berbasis di Singapura melihat penguatan inflasi jangka pendek dan perlemahan rupiah menjadi faktor yang memperberat sentimen di pasar obligasi sejak awal Maret.
Tekanan jual di pasar surat utang negara (SUN) cukup mendominasi. Kepemilikan asing saat ini terisa 38,5 persen, turun dari 40,2 persen pada awal Januari. Jika prospek penamahan pembiayaan terbuka lebar, maka investor akan mengantisipasi dengan permintaan imbal hasil yang lebih tinggi.
"Hal ini akan sangat mengejutkan jika isu penerbitan bond ke depan mendominasi pikiran investor," kata tim riset ekonomi yang dipimpin Gundy Cahyadi.
Realisasi anggaran hingga 31 Maret tercatat defisit Rp 93,7 triliun alias hampir separuh dari target Rp 222,5 triliun, terutama karena kontraksi penerimaan pajak, sedangkan di sisi lain belanja terakselerasi. Kondisi ini berkebalikan dengan periode awal tahun-tahun sebelumnya yang biasanya surplus.
