Harga Minyak Turun, Pemerintah Disarankan Revisi Target Penerimaan Migas
KATADATA ? Kecenderungan harga minyak mentah dunia yang terus menurun berpotensi menekan pendapatan negara dari sektor minyak dan gas bumi (migas). Pada tahun ini, penerimaan dari sektor tersebut mencapai Rp 312,97 triliun.
Pemerintah disarankan untuk mengubah target pendapatan tersebut dalam RAPBN-P 2015. Apalagi, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pun sudah turun. Saat ini, rata-rata ICP sudah di bawah 60 per barel, sementara asumsi dalam APBN 2015 ditetapkan sebesar US$ 105 per barel.
Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya W. Yudha mengatakan, pemerintah perlu segera membahas hal ini. para pemangku kepentingan (stakholders) di sektor migas yang juga meliputi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pun menunggu kepastian tentang harga dasar minyak pada saat ini.
?Ini yang kami minta pemerintah melakukan evaluasi ulang,? ujar Satya di Hotel Atlet Century, Jakarta, Rabu (7/1).
(Baca: Pemerintah Khawatir Target Penerimaan Migas Tak Tercapai)
Satya menyatakan, dirinya tidak bisa menahan apabila pemerintah nantinya mengoreksi angka penerimaan migas secara signifikan. Terlebih ICP yang terus turun dipengaruhi oleh merosot tajamnya harga minyak dunia saat ini.
Direktur Eksekutif Mandiri Institute Destry Damayanti mengatakan, walaupun akan ada potential loss namun penurunan harga minyak dunia ini secara umum akan berdampak positif bagi Indonesia, terutama setelah pemerintah mencabut subsidi premium.
Menurutnya, kehilangan potensi penerimaan negara secara tidak langsung telah digantikan oleh tersedianya ruang fiskal yang memadai untuk menggerakkan pembangunan infrastruktur. (Baca: Memahami Harga Baru BBM Subsidi)
Adanya dana tambahan yang berasal dari penghematan subsidi bahan bakar minyak (BBM) membuat belanja pemerintah meningkat. Ini memberikan nuansa positif bagi sektor swasta untuk berinvestasi di bidang infrastruktur.
Selain itu, dia berpendapat turunnya harga minyak dunia yang mempengaruhi harga ICP akan membuat daya beli masyarakat akan meningkat. Walaupun akan ada penyesuaian dalam rentang waktu tertentu, Destry optimistis postur APBN tidak akan terpengaruh, ?Pertumbuhan ekonomi, saya masih perkirakan di angka 5,3 sampai 5,5 persen,? ujarnya.
