Terseret Kejatuhan Harga Minyak, Rupiah Melemah ke Rp 15.506 per Dolar
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (21/4) pagi dibuka melemah 0,06% ke level Rp 15.506 per dolar AS. Rupiah melemah, terseret penurunan harga minyak dunia yang anjlok hingga di bawah US$ 0 per barel.
Pelemahan nilai tukar juga dialami seluruh mata uang Asia pagi ini. Mengutip Bloomberg, yen Jepang turun 0,09%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,3%, dolar Taiwan 0,13%, won Korea Selatan 1,22%, peso Filipina 0,12%, rupee India 0,18%, yuan Tiongkok 0,19%, ringgit Malaysia 0,37%, dan baht Thailand 0,25%.
(Baca: Pertama Kali dalam Sejarah, Harga Minyak Anjlok di Bawah US$ 0 / Barel)
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengungkapkan bahwa sentimen negatif membayangi pergerakan harga aset berisiko pagi ini. Selain mata uang, indeks saham Asia juga terlihat tertekan.
"Ini karena penurunan harga minyak kontrak Mei yang akan kadaluwarsa hari ini," ujar Tjendra kepada Katadata.co.id, Selasa (21/4).
Dilansir dari Reuters, kontrak minyak WTI AS Mei turun US$ 55,90, atau 306%, dengan diskon US$ 37,63 per barel setelah menyentuh titik terendah sepanjang masa US$ 40,32 per barel.
Tak hanya itu, minyak mentah Brent yang merupakan patokan internasional juga merosot, kendati tak setajam minyak WTI karena lebih banyak penyimpanan tersedia di seluruh dunia. Brent turun US$ 2,51 per barel atau 9%, menjadi US$ 25,57 per barel.
(Baca: Rupiah Menguat Imbas S&P Pertahankan Peringkat Utang RI)
Tjendra mengatakan, harga minyak turun di bawah US$ 0 per barel karena banyak trader menolak menerima pengiriman minyak fisik semalam. Hal tersebut akibat tidak adanya tempat penyimpanan yang kosong.
Dengan demikian, ia menilai penurunan harga minyak tersebut mengindikasikan ekonomi global masih tertekan karena pandemi corona. "Sehingga kebutuhan minyak mentah sebagai sumber energi jauh berkurang," kata dia.
Seiring dengan sentimen global, diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.350 - 15.550 per dolar AS sepanjang hari ini.