Pemerintah Kembali Tarik Utang Rp 9,5 Triliun Lewat Penerbitan Sukuk
Pemerintah kembali menarik utang sebesar Rp 9,5 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara alias sukuk negara pada hari ini, Selasa (9/6). Angka tersebut melebihi target indikatif Rp 7 triliun dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp 28,64 triliun.
"Lelang dilakukan melalui sistem Bank Indonesia," tulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (9/6).
Secara perinci, total penawaran yang masuk untuk SPNS10122020 sebesar Rp 76 miliar. Namun, karena jumlahnya sangat sedikit pemerintah memilih tak menarik utang dari seri tersebut.
Lalu dari seri PBS002, pemerintah meraup Rp 4,35 triliun, terdiri dari jumlah nominal kompetitif Rp 3,04 triliun dan nominal non-kompetitif Rp 1,31 triliun.
(Baca: Kemenkeu Bidik Rp 7 Triliun dari Lelang Tujuh Surat Utang Syariah)
Jumlah penawaran yang masuk dari seri dengan imbal hasil atau yield rata-rata 6,02035% tersebut tercatat Rp 10,35 triliun. Tingkat kupon atau bunga dari sukuk seri ini sebesar 5,45% dan jatuh tempo pada 15 Januari 2022.
Kemudian jumlah penawaran yang masuk untuk PBS026 sebesar Rp 6 triliun. Dari jumlah penawaran tersebut, pemerintah memenangkan Rp 1,25 triliun yang terdiri dari 875 miliar dari pembeli kompetitif dan Rp 375 miliar pembeli non-kompetitif.
Imbal hasil rata-rata PBS026 ditetapkan sebesar 5,51696%, sedangkan bunganya tercatat 6,625% yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024.
Dari PBS023, pemerintah memenangkan Rp 550 miliar. Ini terdiri dari 385 miliar nominal kompetitif dan 165 miliar nominal non-kompetitif. Penawaran yang masuk pada seri dengan yield 7,44326% tersebut tercatat Rp 4,2 triliun. Sedangkan kuponnya tercatat 8,125% dan jatuh tempo pada 15 Mei 2030.
(Baca: Garuda Harap Dana Talangan dari Pemerintah Rp 8,5 Triliun Segera Cair)
Seri PBS022 berhasil mendapatkan penawaran Rp 4,39 triliun. Dari sukuk negara tersebut, pemerintah meraup Rp 2,45 triliun antara lain jumlah kompetitif Rp 1,71 triliun dan non-kompetitif Rp 735 miliar. Yield PBS022 ditetapkan sebesar 7,9916%. Lalu, bunganya tercatat 8,625% dan akan jatuh tempo pada 15 April 2034.
Sementara PBS005 menjadi seri sukuk negara dengan tenor terpanjang pada lelang kali ini yakni 23 tahun. Seri tersebut berhasil menarik penawaran Rp 3,62 triliun.
Memiliki kupon 6,75%, seri tersebut akan jatuh tempo pada 15 April 2043. Dengan yield 8,28626%, pemerintah meraup Rp 900 miliar yang terdiri dari nominal kompetitif Rp 630 miliar dan nominal non-kompetitif Rp 270 miliar dari PBS005.
Kementerian Keuangan sebelumnya mencatat total utang pemerintah per April 2020 mencapai Rp 5.172,48 triliun. Mayoritas utang pemerintah saat ini dalam bentuk surat berharga negara, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.