Sri Mulyani Ramal Ekonomi Kuartal II Minus 3%, Apakah RI akan Resesi?

Agustiyanti
16 Juni 2020, 13:41
sri mulyani, pertumbuhan ekonomi, pandemi corona, virus corona
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Ilustrasi. Pemerintah memperkirakan ekonomi pada kuartal II 2020 akan mengalami kontraksi atau minus hingga mencapai 3,1%.

Pemerintah memperkirakan ekonomi pada kuartal II 2020 akan mengalami kontraksi atau minus hingga mencapai 3,1%. Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut Indonesia secara teknis belum memasuki resesi ekonomi.

"Secara teknis kalau dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi negatif, itu berarti suatu negara atau ekonomi mengalami resesi. Kita kuartal I masih 3%, kuartal II mungkin negatif, tetapi Kuartal III harapkan mendekati 0% sehingga secara teknis tidak resesi," ujar Sri Mulyani dalam konferensi video di Jakarta, Selasa (16/6).

Kendati demikian, Sri Mulyani mengakui membutuhkan perjuangan cukup berat agar ekonomi kuartal III dapat kembali positif. Untuk itu, pemerintah akan mengefektifkan berbagai stimulus yang tlah disiapkan untuk membantu masyarakat dan dunia usaha.

(Baca: Pajak Seret Akibat Corona, Defisit APBN Bengkak jadi Rp 179,6 T)

Ia pun berharap periode April dan Mei telah menjadi titik terbawah kondisi ekonomi akibat pandemi corona. Perekonomian diharapkan mulai pulih pada bulan ini. "Kami harapkan situasi terburuk sudah terjadi pada Mei, sehingga Juni walaupun belum positif, kontraksi tidak terlalu dalam," jelas dia.

Jika gekombang dua pandemi corona tak terjadi, menurut Sri Mulyani, akselerasi ekonomi akan mulai terjadi pada kuartal IV. Ekonomi domestik pun diperkirakan tumbuh positif.

"Bagaimana jika terjadi gelombang kedua? Saya berdoa dan berupaya tak terjadi," ungkap Sri Mulyani.

Kendati demikian, menurut dia, pemerintah telah menyiapkan bantalan atau jaring pengaman sosial. Namun, ia tetap berharap masyarakat turut membantu agar gelombang dua pandemi corona benar-benar tak terjadi.

(Baca: Sri Mulyani Perkirakan Ekonomi Kuartal II Minus 3,1% Akibat PSBB)

BPS sebelumnya mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2020 hanya mencapai 2,9%, terendah sejak 2001 seperti terlihat dalam databoks di bawah ini. 

Pemerintah telah menyiapkan anggaran penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi hampir mencapai Rp 700 triliun. Dengan stimulus tersebut, ekonomi Indonesia diharapkan dapat tumbuh pada tahun ini.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...