Harga Telur Ayam Hingga Rokok Naik, BI Ramal Inflasi Juli 0,04%
Bank Indonesia memperkirakan inflasi Juli sebesar 0,04%. Penyumbang utama inflasi berasal dari kenaikan harga telur ayam ras hingga rokok kretek filter.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan perkiraan tersebut berdasarkan survei pemantauan harga pada pekan pertama Juli. "Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juli 2020 secara tahun kalender sebesar 1,13% dan secara tahunan sebesar 1,69%," tulis Onny dalam keterangan resminya, Jakarta, (3/7).
Adapun penyumbang utama inflasi pada periode laporan berasal dari komoditas telur ayam ras dengan andil 0,06%, daging ayam ras 0,03%, emas perhiasan 0,02%, dan rokok kretek filter 0,01%.
Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi yaitu bawang merah 0,06%, bawang putih dan jeruk masing-masing sebesar 0,02%, serta cabai merah, minyak goreng, cabai rawit, gula pasir dan angkutan udara masing-masing 0,01%.
(Baca: Menangkap Peluang di Tengah Tantangan Ekonomi Pandemi Covid-19)
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Juni 2020 sebesar 0,18%. Komoditas penyumbang inflasi bulan tersebut yakni melonjaknya harga daging ayam ras di 86 kota. Dengan demikian, inflasi secara tahunan tercatat 1,96%. Sementara secara tahun kalender (Januari-Juni) sebesar 1,09%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan angka inflasi tersebut diperoleh berdasarkan hasil pantauan di 90 kota. "Perkembangan harga barang di bulan Juni menunjukan kenaikan meskipun tipis," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Rabu (1/7).
Dari 90 kota, terdapat 76 kota yang mengalami inflasi. Sedangkan, 14 kota mengalami deflasi.Inflasi tertinggi terjadi di Kendari yakni 1,33%. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Makassar 0,01%.
(Baca: Inflasi Juni 0,18, Dipicu Kenaikan Harga Daging Ayam Ras di 86 Kota)
BPS juga mencatat, deflasi tertinggi terjadi di Ternate yakni 0,34% dan terendah di Padangsidempuan 0,02%. Menurut kelompok pengeluarannya, makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok yang mengalami inflasi tertinggi. Kelompok ini mencatatkan inflasi 0,47% serta memberi andil 0,12%.
Pada kelompok tersebut, beberapa komoditas yang memberi andil di antaranya yakni kenaikan daging ayam ras sebesar 0,14%. "Pergerakan harga daging ayam ras meningkat selama bulan Juni di 86 kota. Kenaikan tertinggi terjadi di Gunungsitoli 41% dan Lhokseumawe 37%," ujarnya.
Selain daging ayam ras, BPS mencatat telur ayam ras juga memberi andil yang cukup besar terhadap inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau yakni 0,04%. Sebaliknya, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu bawang putih dengan andil deflasi 0,04%, cabai merah 0,03%, cabai rawit, minyak goreng, dan gula pasir masing-masing 0,01%.