Rupiah Terus Melemah, Diproyeksi Tembus Rp 16.400 per Dolar AS
Sejumlah analis memproyeksikan pelemahan rupiah masih akan berlanjut pada hari ini. Bahkan, mata uang Garuda ini bisa makin anjlok ke sekitar level Rp 16.400 per dolar AS.
“Kemungkinan rupiah melanjutkan depresiasi ke level Rp 16.250 hingga Rp Rp 16.450 per dolar AS,” kata Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana kepada Katadata.co.id, Jumat (20/12).
Fikri menjelaskan, pelemahan rupiah ini dipengaruhi faktor indeks dolar AS yang menguat seiring kondisi perekonomian AS yang terus positif. Selain itu, dipengaruhi ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Fed menurun pada 2025.
Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat pukul 09.08 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.307 per dolar AS. Level ini menguat 5,50 poin atau 0,03% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong juga memproyeksikan pelemahan rupiah pada hari ini. "Rupiah akan berada pada level Rp 16.250 hingga Rp 16.400 per dolar AS," kata Lukman.
Dipengaruhi Data Ekonomi AS
Menurut Lukman, pelemahan rupiah masih berlangsung setelah data revisi final produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan. Begitu juga dengan klaim pengangguran AS yang lebih rendah dari perkiraan.
Dengan begitu, dampak prospek suku bunga The Fed akan tergangantung kepada data-data ekonomi AS selanjutnya. " Untuk saat ini masih sangat kuat dan diperkirakan masih akan menekan rupiah untuk beberapa waktu ke depan," ujar Lukman.
Sementara Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra menyebut indeks dolar AS terus bergerak lebih tinggi dibandingkan pagi kemarin. Tercatat indeks dolar AS saat ini sudah berada pada level 108.40.
Selain itu, data PDB AS juga menunjukan angka yang lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 3.1% secara tahunan pada kuartal III 2024. "Ekonomi AS yang semakin baik mendorong penguatan nilai tukar dolar AS," kata Ariston.
Sementara dari sisi domestik belum ada berita positif yang menonjol. Ariston menilai, penggeledahan kantor Bank Indonesia (BI) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberi sentimen negatif ke pasar.
"Sehingga potensi pelemahan rupiah bisa berlanjut ke arah Rp 16.325 hingga Rp 16.350 per dolar AS. Sementara support di kisaran Rp 16.200 hingga Rp 16.180 per dolar AS," ujar Ariston.