BI Prediksi Ekonomi Kuartal II Minus hingga 4% meski Data Juni Membaik
Bank Indonesia memprediksi ekonomi domestik pada kuartal kedua akan terkontraksi hingga 4%. Proyeksi ini tak berbeda jauh dengan ramalan pemerintah sebesar minus 4,3% yang dipangkas dari prediksi semula minus 3,8%.
"Pekiraan kami berdasarkan data yang ada, memang kontraksi ekonomi Indonesia berkisar 4%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam pembacaan hasil rapat dewan gubernur secara virtual, Kamis (16/7).
Kontraksi ekonomi merupakan dampak kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB untuk mencegah penyebaran pandemi corona yang mengurangi aktivitas ekonomi. Level terendah kontraksi tercatat pada Mei.
Namun, ia memperkirakan perekonomian pada Juni mulai membaik seiring relaksasi pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, meskipun belum kembali kepada level sebelum Covid-19.
(Baca: Sinyal Ekonomi Kuartal II Suram, BI Pangkas Lagi Bunga Acuan Jadi 4%)
Beberapa indikator awal ekonomi yang mencakup survei penjualan ritel, purchasing manager index, ekspektasi konsumen menunjukkan perkembangan positif. Kinerja ekspor Juni pada beberapa komoditas seperti besi dan baja juga membaik. "Seiring peningkatan permintaan dari Tiongkok untuk proyek infrastruktur," ujarnya.
Orang nomor satu di bank sentral RI ini juga memastikan BI melalui bauran kebijakannya akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait. Tujuannya, agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi.
Kemarin, pemerintah kembali memangkas proyeksi perekonomian pada kuartal kedua 2020 akibat dampak pandemi virus corona. Presiden Joko Widodo menyebut ekonomi domestik dapat terkontraksi hingga minus 4,3%, lebih buruk dari proyeksi sebelumnya yang minus 3,8%.
"Ini dari hitungan pagi tadi yang saya terima, kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3%," ujar Jokowi saat memberi pengarahan kepada para gubernur se-Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7) sebagaimana dikutip dari laman Setkab.go.id.
(Baca: Tiga Saran Bank Dunia untuk Pemulihan Ekonomi RI dari Dampak Pandemi)
Menurut Jokowi, prediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2020 ini sudah sangat rendah. Jika dibandingkan dari kuartal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun 7,27%. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama masih tercatat sebesar 2,97%, meski jauh di bawah proyeksi awal pemerintah sebesar 4,2%.
Jokowi lantas mengatakan tak dapat membayangkan seanjlok apa perekonomian Indonesia jika pemerintah melakukan karantina atau lockdown. "Kalau kita dulu lockdown, mungkin bisa minus 17%," katanya.
Tak hanya Indonesia, hampir seluruh negara di dunia mengalami pukulan ekonomi akibat pandemi coroan pada kuartal kedua tahun ini. Ini tergambar dalam databoks di bawah ini.