Rupiah Paling Perkasa se-Asia di Tengah Harap Cemas Hasil Pilpres AS
Nilai tukar rupiah pada pasar perdagangan di pasar spot sore ini, Rabu (4/11) menguat 0,14% ke level Rp 14.565 per dolar AS. Meski masih menguat dibandingkan level penutupan kemarin, rupiah bergerak melemah dari pembukaan perdagangan yang sempat menyentuh Rp 14.517 per dolar AS seiring ketatnya hasil Pilpres AS.
Mata uang Garuda menjadi yang paling perkasa di Asia sore ini. Hanya peso Filipina yang naik sebesar 0,05% menemani penguatan rupiah. Mayoritas mata uang Asia terlihat anjlok. Mengutip Bloomberg, yen Jepang turun 0,51%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,47%, dolar Taiwan 0,1%, won Korea Selatan 0,29%, rupee India 0,46%, yuan Tiongkok 0,63%, ringgit Malaysia 0,24%, dan baht Thailand 0,37%.
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada di level Rp 14.557 per dolar AS. Kurs dengan referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate itu dipublikasikan otoritas pada pukul 10.00 WIB.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka menilai untuk saat ini semua mata tertuju pada AS dengan penghitungan hasil pemilihan negara bagian yang terus dipantau sepanjang hari. Dengan masih berlanjutnya penghitungan suara di sana, investor kembali mencari investasi yang menguntungkan salah satunya pasar finansial dalam negeri.
"Bisa dilihat dari pergerakan arus modal asing yang sebelumnya keluar dari pasar kembali parkir di pasar finansial dalam negeri," kata Ibrahim kepada Katadata.co.id, Rabu (4/11).
Menurut dia, ketidakpastian atas hasil pemilu di AS menarik pelaku pasar kembali ke aset bereseiko. Dengan hasil pemilihan presiden yang masih relatif seimbang, pasar saat terus memantau perkembangan hasil pilpres yang untuk sementara di menangkan Joe Biden.
Joe Biden dari Partai Demokrat telah diprediksi secara luas akan memenangkan suara. Namun, persaingan lebih ketat dari yang diharapkan, dengan Presiden Donald Trump saat ini unggul di negara bagian Florida.
Dengan margin kemenangan yang mungkin sempit untuk kedua belah pihak, Ibrahim memperkirakan hasil yang jelas mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk diketahui. "Sehingga berpotensi menyebabkan gangguan sosial yang parah," ujarnya.
Selain itu, pasar yang telah memperhitungkan kemenangan Biden juga telah melihat kemungkinan Partai Demokrat memberikan program stimulus Covid-19 yang besar. Dengan demikian, hal itu akan membantu memulihkan perekonomian pasca pandemi.
Ibrahim mengatakan Joe Biden merupakan sosok yang diharapkan untuk menjadi orang nomor satu di AS. Kebijakan Biden bisa berpengaruh terhadap seluruh negara, tidak terkecuali Indonesia.
Jika Biden terpilih, ada harapan ekspor Indonesia akan kembali membaik seiring arus perdagangan dunia yang kembali semarak. Hal tersebut juga dengan kemungkinan perang dagang akan dihentikan baik dengan Tiongkok maupun Uni Eropa.
Dalam perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah dibuka berfluktuatif dan menguat 10 hingga 70 poin. Namun, kemungkinan ditutup menguat sebesar 5 sampai 45 poin di level Rp 14.515-14.570 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyebutkan bahwa pemilu AS yang berlangsung dengan sangat ketat membuat pasar bersikap hati-hati. Di sisi lain, pasar juga menanti pertemuan Bank Sentral AS The Fed pada esok hari. "Suku bunga acuan diperkirakan masih akan bertahan di kisaran 0,25%," kata Nafan kepada Katadata.co.id.
Lebih lanjut, ramalan tersebut mempertimbangkan stabilitas inflasi di Negeri Paman Sam. Ekonomi di negara itu juga mulai berangsur pulih secara perlahan.
Tak hanya itu, Nafan mengatakan masih berkomitmennnya The Fed dalam melaksanakan program injeksi likuiditas turut menjadi pertimbangan. Hal tersebut seiring masih akan terjadinya berbagai ketidakpastian ke depannya.