Rupiah Menguat 14.115/US$ Terimbas Data Pengangguran AS yang Memburuk
Nilai tukar rupiah pada pasar spot pagi ini, Kamis (26/11) dibuka menguat 0,13% ke level Rp 14.125 per dolar AS. Rupiah menguat usai rilis data klaim tunjangan pengangguran Negeri Paman Sam yang meningkat.
Mengutip Bloomberg, kurs rupiah terus bergerak menguat ke posisi Rp 14.115 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia turut menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,12%, dolar Singapura 0,11%, dolar Taiwan 0,05%, won Korea Selatan 0,25%, peso Filipina 0,06%, rupee India 0,12%, yuan Tiongkok 0,17%, dan ringgit Malaysia 0,1%. Hanya baht Thailand yang melemah 0,12% sedangkan dolar Hong Kong tak bergerak.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS terlihat mengalami tekanan terhadap mata uang utama seperti euro, pound Inggris, dan yen Jepang. "Ini karena laporan klaim tunjangan pengangguran AS mingguan yang meninggi," ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Kamis (26/11).
Laporan tersebut berarti jumlah pengangguran bertambah. Hal itu mengindikasikan ekonomi AS masih tertekan karena pandemi. Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS turun 0,06% ke level 91,94.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan 778 ribu klaim musiman tambahan diajukan pada pekan lalu. Data ini meningkatkan kekhawatiran pemulihan ekonomi kan kembali terpuruk.
Selain itu, Ariston mengatakan notula rapat moneter Bank Sentral AS, The Fed yang dirilis pagi ini memberi sentimen yang negatif. Laporan menunjukkan pandangan bahwa ekonomi Negeri Paman Sam masih membutuhkan banyak stimulus untuk pulih dari pandemi.
Dia pun memperkirakan kondisi indeks dolar AS yang sedang melemah dapat mendorong penguatan kurs Garuda. "Potensi di antara Rp 14.100-14.180 per dolar AS," katanya.
Di sisi lain, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Rully Arya Wisnubroto menuturkan bahwa perkembangan penanganan Covid-19 di seluruh dunia masih menjadi perhatian. "Selain itu ada juga perkembangan vaksin," ujar Rully kepada Katadata.co.id.
Rully pun memproyeksikan mata uang Garuda masih akan tetap stabil dengan rentang pergerakan yang terbatas hari ini. Brazil akhirnya memiliki cukup data infeksi dari uji klinis tahap akhir vaksin virus corona Sinovac Biotech. Dengan begitu, analisa dari khasiat vaksin hasil eksperimen perusahaan Tiongkok itu dapat diketahui pada awal Desember 2020.
Direktur Butantan Biomedical Research Institute, Dimas Covas, mengatakan ada 74 relawan yang terinfeksi Covid-19 dari hasil uji klinis sekala besar di Brasil. Jumlah tersebut sudah memenuhi ketentuan 61 kasus untuk menganalisa kemanjuran vaksin Covid-19.
Lebih lanjut, Covas menyatakan bahwa Kementerian Kesehatan Brasil memiliki semua informasi untuk program vaksinasi nasional. Dengan begitu, Sekretaris Kesehatan Sao Paulo Jean Gorinchteyn berharap regulator di Brasil dapat mengizinkan penggunaan vaksin Sinovac pada Januari 2021.
Sedangkan Kepala Komite Penanganan Covid-19 Sao Paulo Joao Gabbardo berharap regulator kesehatan Tiongkok mengeluarkan izin vaksin Sinovac pada bulan depan. Sehingga bisa mempercepat persetujuan penggunaan vaksin tersebut di Brasil.
Bio Farma selaku mitra Sinovac di Indonesia memproyeksi data interm uji klinis fase ketiga bisa rampung pada awal Januari 2021. Data tersebut nantinya akan diserahkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA). Jika data diserahkan tepat waktu BPOM bisa menerbitkan izin EUA pada akhir Januari 2021.