Kabar Vaksinasi Corona di AS Kerek Rupiah Dekati Level 13.000 per US$

Agatha Olivia Victoria
30 November 2020, 10:23
rupiah, vaksin virus corona, pandemi corona,
ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria/WSJ/cf
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbalik dalam hujan setelah meletakkan karangan bunga di Makam Prajurit yang tak Dikenal (Tomb of the Unknown Soldier) saat ia menghadiri peringatan Hari Veteran di Pemakaman Nasional Arlington di Arlington, Virginia, Amerika Serikat, Rabu (11/11/2020).

Nilai tukar rupiah pada pembukaan pasar spot pagi ini, Senin (30/11) menguat 0,14% ke level Rp 14.070 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah melesat terdorong pernyatan Presiden AS Donald Trump soal vaksin Covid-19.

Selain rupiah, beberapa mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,2%, dolar Singapura 0,07%, dolar Taiwan 0,1%, dan baht Thailand 0,06%. Sementara dolar Hong Kong melemah 0,01%, won Korea Selatan 0,05%, peso Filipina 0,09%, rupee India 0,22%, yuan Tiongkok 0,04%, dan ringgit Malaysia 0,01%.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan mata uang Amerika terlihat melemah pagi ini. Indeks dolar AS sempat mencetak level terendah baru tahun 2020 pada pagi ini di kisaran 91.67.

"Pelemahan terjadi karena pernyataan Trump di akhir pekan lalu soal vaksin corona yang akan mulai didistribusikan pada awal Desember ini," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (30/11).

Rencananya, pemerintah AS akan memberikan vaksin terlebih dulu kepada tenaga medis dan lansia. Namun, belum ada kepastian mengenai vaksin apa yang akan digunakan.

Saat ini, terdapat dua vaksin yang masih menunggu izin penggunaan darurat dari Otoritas Kesehatan AS yang akan keluar pada 10 Desember 2020. Vaksin Pfizer efektif hingga 95% melawan Covid-19 dan Moderna 94%.

AstraZeneca melaporkan hasil awal yang menunjukkan kemanjuran vaksinnya berkisar antara 62% hingga 90% tergantung dosis yang diberikan kepada peserta.

Kepastian vaksin pun dinilai Ariston mendorong sentimen positif di pasar keuangan dan memicu penguatan nilai tukar terhadap dolar AS, termasuk nilai tukar emerging market.

Dengan demikian, rupiah bisa ikut menguat hari ini dengan potensi ke kisaran support Rp 14 ribu dan resisten di Rp 14.150 per dolar AS.



Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyebutkan bahwa pasar memang sangat antusias serta mengapresiasi perkembangan penelitian vaksin Covid-19 yang semakin progresif. Selain itu, kepastian pemulihan ekonomi global, politik, dan keamanan pascapemilihan presiden AS mendorong penguatan lanjutan bagi rupiah terhadap dolar AS.

Di sisi lain, pasar juga mengapresiasi berbagai program stimulus dalam rangka menggerakan perekonomian. "Joe Biden dari Partai Demokrat berkomitmen menaikkan anggaran stimulus sebesar US$ 2,2 triliun," ujar Nafan kepada Katadata.co.id.

AS berkontribusi terhadap 30% dari perekonomian dunia, ketika negara tersebut memberikan stimulus besar, dampaknya akan besar pula bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Adapun pasar turut antusias terkait rumor Joe Biden yang berencana mencalonkan mantan Gubernur Bank Sentral AS, The Fed Janet Yellen sebagai menteri keuangan pada era kepemimpinan Biden. Yellen sendiri diperkirakan cenderung akan memilih stimulus fiskal yang lebih besar di tengah pandemi.

Nafan menilai peran Bank Indonesia saat ini berperan memastikan stabilisasi rupiah sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar. Mata uang Garuda diperkirakan bisa bergerak menguat pada level Rp 14.140 hingga Rp 13.990 per dolar AS hari ini.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...