Ramadan Mendongkrak Konsumsi, Penjualan Ritel Kembali Tumbuh Positif
Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia atau BI mengindikasikan peningkatan kinerja penjualan ritel secara bulanan pada Maret 2021. Indeks Penjualan Riil (IPR) periode tersebut tumbuh 6,1%, dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 2,7%.
"Responden menyampaikan bahwa peningkatan penjualan eceran tersebut sejalan dengan permintaan masyarakat yang menguat menjelang bulan Ramadan, disertai oleh kondisi musim dan cuaca yang mendukung," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Selasa (11/5).
Peningkatan penjualan eceran terjadi pada seluruh kelompok terutama sub kelompok sandang, barang budaya dan rekreasi, dan bahan bakar kendaraan bermotor. Kinerja penjualan eceran secara tahunan juga membaik sebesar minus 14,6% dari bulan sebelumnya negatif 18,1%.
Kondisi tersebut didorong oleh membaiknya penjualan pada seluruh kelompok, terutama kelompok bahan bakar kendaraan bermotor. Kelompok lainnya juga menunjukkan perbaikan meski masih terkontraksi seperti kelompok sandang dan barang budaya.
Hampir seluruh kota cakupan survei mencatat peningkatan secara bulanan pada Maret 2021. Kota Semarang (termasuk Purwokerto) mencatatkan kinerja penjualan eceranan bulanan yang tumbuh tinggi sebesar 24,5% dari sebelumnya minus 7,9% pada bulan Februari 2021.
Kota lain yang mencatatkan peningkatan kinerja yang cukup besar antara lain Banjarmasin dan Manado masing-masing sebesar 8,19% dan 14,2%, setelah sebelumnya tumbuh masing masing negatif 12, 1% dan minus 2,2%. Sedangkan Jakarta mengalami perlambatan meski masih tumbuh positif sebesar 0,7%.
Untuk April 2021, survei BI memperkirakan kinerja penjualan eceran baik secara bulanan maupun tahunan meningkat. Indeks Penjualan Ril April 2021 diprediksikan sebesar 209,3, atau secara bulanan tumbuh 11,4% dari 6,1% pada bulan sebelumnya.
Peningkatan ini sejalan dengan daya beli masyarakat yang meningkat saat Ramadan, keadaan musim dan cuaca yang mendukung, serta banyaknya program diskon. Secara tahunan, penjualan eceran April 2021 juga diperkirakan meningkat 9,8% dari sebelumnya minus 14,6%.
Adapun responden memperkirakan penjualan eceran pada tiga bulan ke depan (Juni) menurun secara terbatas dan enam bulan ke depan (September) relatif stabil. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) tiga bulan mendatang tercatat sebesar 149 atau sedikit menurun dibandingkan 150,5 pada bulan sebelumnya. Perkiraan tersebut dilatarbelakangi telah berakhirnya Idul Fitri, sehingga permintaan masyarakat menurun.
Adapun IEP enam bulan mendatang tercatat sebesar 151,6 atau relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 151,4 . Stabilnya penjualan eceran diindikasi karena ritel masih wait and see, serta belum adanya aturan baru terkait pembatasan pada bulan September 2021.
Sedangkan untuk harga, responden survei memprediksikan tekanan inflasi pada tiga dan enam bulan mendatang (Juni dan September 2021) menurun. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 141,4, turun dari 156,4 pada bulan sebelumnya yang kemungkinan karena kecukupan persediaan barang diringi dengan distribusi barang yang lancar.
Di sisi lain, IEH enam bulan yang akan datang (September) sebesar 134,9, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 141,7. Responden menyatakan hal tersebut dipengaruhi oleh distribusi barang yang lancar, pasokan yang cukup, serta telah berlalunya hari raya keagamaan (Tahun Baru Islam).
Sebelumnya, riset yang dilakukan Mandiri Institute menunjukkan terjadi perbaikan belanja masyarakat pada awal kuartal II 2021 seiring kenaikan mobilitas masyarakat menjelang Ramadan dan Lebaran. Belanja kelompok menengah atas bahkan sudah kembali ke level sebelum pandemi, pertama kali sejak Covid-19 merebak.