Ketimpangan Ekonomi di Perkotaan Kian Melebar Akibat Pandemi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran atau indeks gini ratio pada Maret 2021 menurun dari 0,385 pada September 2021 menjadi 0,384 pada Maret 2021. Ketimpangan terutama menyempit di wilayah pedesaan, tetapi melebar di wilayah perkotaan.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, angka ketimpangan ini masih melebar dibandingkan Maret tahun lalu sebesar 0,381. "Gini ratio menunjukkan tingkat ketimpangan pengeluaran dengan indeks 0 dan 1. Semakin mendekati , berarti semakin timpang pengeluaran antar kelompok penduduknya." kata Margo Yuwono dalam Keterangan pers pada Kamis,(15/7).
Penurunan gini ratio pada bulan Maret terutama dipengaruhi oleh penurunan pada gini ratio penduduk di pedesaan. Gini ratio di pedesaan turun dari 0,319 pada bulan September tahun lalu menjadi 0,315 pada Maret. Angka ini juga lebih baik jika dibanding 0,317 pada Maret 2020.
Sebaliknya, gini ratio penduduk perkotaan justru meningkat dari 0,399 pada September 2020 menjadi 0,401 pada Maret 2021. Ketimpangan pengeluaran pada penduduk perkotaan terus naik sejak tahun lalu. Padahal pada September 2019, angkanya sempat turun ke 0,391 yang merupakan level terendah sepanjang delapan tahun terakhir.
Semua provinsi di pulau Jawa, Sumatera dan Papua mencatatkan kenaikan gini ratio sepanjang periode perhitungan BPS tersebut. Sementara, hampir semua provinsi di pulau Kalimantan mengalami perbaikan gini ratio kecuali Kalimantan Tengah yang naik 0,003 poin.
DI Yogyakarta tercatat menjadi provinsi dengan gini ratio tertinggi pada bulan Maret 2021 sebesar 0,441, masih mempertahankan peringkatnya sejak September 2020 yang saat itu berada di angka 0,437. Sementara Kepulauan Bangka Belitung juga masih menjadi provinsi dengan gini ratio terendah sebesar 0,256 pada Maret 2021.
Pada saat yang sama, BPS juga melaporkan tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2021 sebesar 10,91% atau terdapat 27,54 penduduk miskin. Angka ini juga berkurang 0,01 juta dibanding September 2020, namun naik 1,12 juta penduduk miskin jika dibanding periode yang sama 2020.
Pertumbuhan angka penduduk miskin masih disumbangkan dari perkotaan, angka kemiskinan di perkotaan meningkat 0,01% dibanding September 2020. Sebaliknya, angka kemiskinan di pedesaan berhasil turun 0,1% meski sebagian besar angka kemiskinan nasional masih didominasi penduduk desa.
"Tetapi kalau melihat perkembangan sejak September 2018 hingga Maret 2021, penurunan kemiskinan di Pedesaan lebih bagus. Ini sebenarnya menunjukkan program desan dan dana desa yang dilakukan pemerintah cukup positif." ujar Margo.
Margo mengatakan, membaiknya kondisi tingkat kemiskinan Maret dibanding September tahun lalu juga ditunjukkan dengan penurunan indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan. Indeks kedalaman kemiskinan pada Maret 2021 tercatat 1,71 dari bulan September 2020 1,75. Demikian pula dengan indeks keparahan kemiskinan yang turun dari 0,47 menjadi 0,42.