Penawaran Lelang Surat Utang Tembus Rp 116 T Dipicu Efek Tapering Off
Pemerintah kembali mencetak utang senilai Rp 21 triliun melalui lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (31/8). Penawaran yang masuk dalam lelang SUN kali ini mencapai Rp 116 triliun berkat sentimen kebijakan tapering off Bank Sentral AS, The Federal Reserve.
"Hasil simposium Jackson Hole yang direspon positif oleh pelaku pasar berdampak pada tingginya permintaan yang disampaikan investor pada lelang SUN hari ini," ujar Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan dalam keterangan resminya, Selasa (31/8).
Deni menjelaskan, pemerintah hanya menyerap Rp 21 triliun dari lelang yang masuk karena memiliki SKB III pemerintah dengan Bank Indonesia. Melalu SKB tersebut, BI sepakat untuk memborong surat berharga negara (SBN) tahun ini Rp 215 triliun dan tahun depan Rp 224 triliun. Sebagian menggunakan skema burden sharing atau biaya bunga ditanggung BI.
Menurut Deni, likuiditas pasar SBN domestik yang masih tinggi juga turut mendorong pasar SUN semakin bullish. Total penawaran yang masuk pada lelang kali ini merupakan penawaran tertinggi sepanjang tahun 2021 dan kedua tertinggi sepanjang sejarah lelang penerbitan SUN.
Denny mencatat, partisipasi investor asing meningkat dibandingkan dengan lelang sebelumnya, yaitu 19,2% dari total penawaran yang masuk. Seri yang paling diminati adalah ON (Obligasi Negara) tenor 11 dan 21 tahun. Mayoritas penawaran pada lelang hari ini juga berada pada tenor 11 dan 21 tahun dengan persentase 68,2% dari total penawaran yang masuk.
Seri obligasi negara paling lari, yakni FR0091 dengan total penawaran Rp 45,17 triliun dan nominal dimenangkan Rp 5,050 triliun, serta SFR0092 dengan total penawaran Rp 33,98 triliun dan nominal dimenangkan Rp 7,350 triliun.
Seri FR0090 juga diserbu investor dengan total penawaran Rp 19,32 triliun dan dimenangkan Rp 4,250 triliun. Sementara seri SPN SPN12220527 memperleh penawaran Rp 5,69 triliun dan dimenangkan Rp 1,6 triliun, seri SPN12211202 memperoleh penawaran Rp 4,77 triliun dan dimenangkan Rp 1 triliun. Lalu seri FR0088 memperoleh penawaran Rp 4,24 triliun dan dimenangkan Rp 1,55 triliun, serta FR0089 memperoleh penawaran Rp 2,96 triliun dan dimenangkan Rp 200 miliar.
Berikut beberapa keterangan lengkap hasil lelang SUN yang hari ini;
- SPN SPN12220527, tanggal jatuh tempo 2 Desember 2021 dengan tingkat kupon diskonto. Yield rata-raat tertimbang yang dimenangkan 2,7934% dan yield tetringgi dimenangkan 2,8%.
- SPN12211202, tanggal jatuh tempo 27 Mei 2022 dengan tingkat kupon diskonto. Yield rata-raat tertimbang yang dimenangkan 2,99969% dan yield tertinggi dimenangkan 3,02%.
- FR0090, tanggal jatuh tempo 15 April 2027 dengan tingkat kupon 5,125%. Yield rata-raat tertimbang yang dimenangkan 5,11992% dan yield tertinggi dimenangkan 6%.
- FR0091, tanggal jatuh tempo 15 April 2032 dengan tingkat kupon 6,375%. Yield rata-raat tertimbang yang dimenangkan 5,99652% dan yield tetringgi dimenangkan 6%
- FR0088, tanggal jatuh tempo 15 Juni 2036 dengan tingkat kupon 6,25%. Yield rata-raat tertimbang yang dimenangkan 6,27% dan yield tertinggi dimenangkan 6,28%.
- FR0092, tanggal jatuh tempo 15 Juni 2042 dengan tingkat kupon 7,125%. Yield rata-raat tertimbang yang dimenangkan 6,74575% dan yield tertinggi dimenangkan 6,75%.
- FR0089, tanggal jatuh tempo 15 Agustus 2051 dengan tingkat kupon 6,875%. Yield rata-raat tertimbang yang dimenangkan 6,81852% dan yield tetringgi dimenangkan 6,83%.
SBN hingga kini mendominasi utang pemerintah. Kementerian Keuangan mencatat, total utang pemerintah hingga Juli 2021 mencapao Rp 6.570,17 triliun. Angka ini setara dengan 40,51% terhadap produk domestik bruto (PDB).