Kredit Perbankan Terus Melaju di September, Kontraksi di Investasi

Abdul Azis Said
25 Oktober 2021, 12:08
kredit, perbankan, investasi
ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/hp.
Pengendara motor melintas di samping rumah Kredit Pemilikan Rumah (KPR),Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/4/2021). Pada tahun 2021 pemerintah melalui Kementerian PUPR menganggarkan dana sebesar Rp16,6 triliun untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 157.500 unit rumah KPR bersubsidi.

Selanjutnya, kredit konsumsi (KK) juga terakselerasi dengan nilai penyaluran Rp 1.638,2 triliun. Kredit konsumsi  tumbuh 2,9% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 2,7%.

Penguatan terutama ditopang menguatnya penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB), sementara kredit multiguna melambat.

Penyaluran KPR tercatat sebesar Rp 557,2 triliun, tumbuh 9,4% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 7,8%. Penguatan terjadi pada seluruh tipe KPR di DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

 Kemudian, kredit kendaraan bermotor tercatat sebesar Rp 97,5 triliun di bulan September, masih terkontraksi 16,3% yoy.

Namun, kontraksinya lebih kecil dibandingkan 19,3% bulan sebelumnya. Sementara kredit multiguna tercatat sebesar Rp 896,5 triliun, atau tumbuh 2% yoy lebih, lebih lambat dari bulan sebelumnya 3,3%.

Selanjutnya, kinerja kredit khusus untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) juga menguat, nilainya pada September 2021 sebesar Rp 1.051,7 triliun.

Kredit UMKM tumbuh 2,7% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 2,4%.

Berdasarkan penggunannya, mayoritas penyaluran kredit kepada UMKM tersebut dipakai untuk modal kerja sebesar Rp 784,9 triliun.

Kredit UMKM untuk modal kerja tumbuh stagnan dari bulan sebelumnya yakni 4,8% yoy.  Sementara sisanya untuk kredit investasi sebesar Rp 266,2 triliun, masih terkontraksi 3,2% tetapi lebih kecil dibandingkan kontraksi 4,1% bulan sebelumnya.

 Meski demikian, penguatan pada kinerja kredit tampaknya tidak diikuti kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) . Nilai penghimpunan DPK pada September sebesar Rp 6.880,5 triliun, tumbuh 7,8% yoy, lebih lambat dari bulan sebelumnya 8,9%.

Perlambatan DPK terjadi pada seluruh jenis simpanan, baik giro, tabungan maupun simpanan berjangka.

Sementara berdasarkan golongan nasabah, perlambatan simpanan berjangka terjadi pada nasabah perorangan dan nasabah lainnnya, sejalan dengan tren suku bunga simpanan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...