Ekspor Jeblok, Surplus Neraca Perdagangan Susut Jadi US$ 930 juta

Agustiyanti
15 Februari 2022, 12:10
neraca perdagangan, neraca perdagangan indonesia, neraca perdagangan surplus, ekspor, impor
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi. BPS mencatat ekspor bulan lalu tercatat sebesar US$ 19,16 milliar, turun 14,29% dibandingkan bulan sebelumnya tetapi masih naik 25,3% dibandingkan Januari 2021.

Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan pada Januari 2021 surplus US$ 930 juta, turun dibandingkan bulan sebelumnya US$ 1,02 miliar maupun periode yang sama 2021 US$ 1,96 miliar. Hal ini seiring kinerja ekspor dan impor yang anjlok dibandingkan bulan sebelumnya. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, ekspor bulan lalu tercatat sebesar US$ 19,16 milliar, turun 14,29% dibandingkan bulan sebelumnya tetapi masih naik 25,3% dibandingkan Januari 2021.  Sementara impor turun 14,62% dibandingkan Desember 2021 tetapi naik 36,77% dibandingkan Januari 2021 menjadi US$ 18,23 miliar. 

"Neraca perdagangan pada Januari mencatatkan surplus US$ 0,93 miliar. Kalau kita lihat, neraca perdagangan kita telah membukukan surplus selama 21 bulan beruntun," ujar Setianto dalam Konferensi Pers, Selasa (15/2).

Ia menjelaskan, penurunan ekspor secara bulanan terutama terjadi pada ekspor migas sebesar 17,59% menjadi US$ 900 juta, sedangkan ekspor nonmigas turun 14,12% menjadi US$ 18,26 miliar. Meski demikian, ekspor migas pada bulan lalu masih tumbuh 1,96% dan ekspor nonmigas tumbuh 26,74% dibandingkan Januari 2021.

Adapun berdasarkan sektor lebih detail, penurunan ekspor nonmigas secara bulanan terutama disebabkan oleh anjloknya ekspor pertambangan dan lainnya mencapai 42,88% menjadi US$ 2,17 miliar. Ekspor industri pengolahan juga turun 7,91% dan ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 5,79%.

“Namun secara year on year, ekspor untuk seluruh sektor masih meningkat,” kata dia. 

Adapun berdasarkan jenis golongan barang, menurut Setianto, penurunan ekspor terutama terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$ 2,008 miliar, lemak dan minyak Hewan nabati US$ 550,3 juta, serta timah dan barang daripadanya US$ 259,1 juta. 

"Berdasarkan tujuan ekspor, penurunan terbesar terjadi untuk ekspor ke Tiongkok US$ 1,5 miliar, Jepang US$ 182 juta, dan Vietnam US$ 170 juta," ujarnya. 

Sementara itu, menurut dia, penurunan impor terutama terjadi pada impor migas yang mencapai 34% menjadi US$ 2,23 miliar, sedangkan impor nonmigas turun 10,97% menjadi US$ 16 miliar. Meski demikian, ekspor migas masih tumbuh 43,66% dan ekspor nonmigas tumbuh 35,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Namun, impor barang konsumsi masih meningkat 10,25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Demikian pula dengan bahan baku/penolong dan barang modal yang naik 39,57% dan 41,94% dibandingkan Januari 2021.  

Berdasarkan golongan barangnya, penurunan terjadi pada produk farmasi US$ 500,7 juta, mesin dan peralatan mekaniska US$ 478 juta, dan bahan bakar mineral US$ 341,3 juta.

Penurunan impor terutama terjadi pada impor migas yang mencapai 34% menjadi US$ 2,23 miliar, sedangkan impor nonmigas turun 10,97% menjadi US$ 16 miliar. Meski demikian, ekspor migas masih tumbuh 43,66% dan ekspor nonmigas tumbuh 35,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Berdasarkan penggunaan barang, penurunan ekspor secara bulanan terjadi pada barang konsumsi mencapai 36,6% menjadi US$ 1,58 miliar. Sedangkan Bahan baku/penolong turun 11,35% menjadi US$ 13,85 miliar dan barang modal turun 13,45% menjadi US$ 2,8 miliar. 

Namun, impor barang konsumsi masih meningkat 10,25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Demikian pula dengan bahan baku/penolong dan barang modal yang naik 39,57% dan 41,94% dibandingkan Januari 2021.  

Adapun berdasarkan golongan barangnya, penurunan terjadi pada produk farmasi US$ 500,7 juta, mesin dan peralatan mekaniska US$ 478 juta, dan bahan bakar mineral US$ 341,3 juta. 

 

 

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...