Harga BBM Naik, Siap-siap BI Menaikkan Suku Bunga Lebih Tinggi
Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Solar dan Pertamax akan mempengaruhi arah kebijakan moneter Bank Indonesia ke depan. Beberapa ekonom melihat BI akan menaikkan bunga lebih besar dibandingkan dalam kondisi tidak ada kenaikan harga BBM.
Sebelum adanya kenaikan harga BBM, inflasi inti yang menjadi indikator BI untuk mengubah kebijakan suku bunga, sudah mencapai 2,86% secara tahunan. Dengan risiko inflasi inti dan ekspektasi inflasi meningkat, BI kemudian mengerek bunga 25 bps pada pertemuan Agustus.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut inflasi inti kemungkinan bisa ikut terkerek imbas kenaikan harga BBM. Ia memperkirakan inflasi inti tahun ini mencapai 4%-5%.
"Dengan situasi inflasi inti di atas 4%, respons dari BI dari sisi kenaikan suku bunganya tahun ini tentu bisa lebih tinggi dari perkiraan," kata Josua kepada Katadata.co.id, Senin (5/9).
Ia memperkirakan BI akan menaikan suku bunga 25-50 bps lebih tinggi dari perkiraan awal. Josua sebelumnya memperkirakan BI akan menaikkan lagi bunga acuan sebesar 50 bps di sisa tahun ini menjadi 4,25%. Namun dengan naiknya harga BBM, ia memperkirakan bunga BI akan naik mencapai 4,5% hingga 4,75%.
Josua juga memperkirakan BI akan kembali menaikkan suku bunga 25 bps pada pertemuan bulan ini untuk merespons kenaikan harga BBM. Dengan demikian, bunga acuan kemungkinan naik dalam dua bulan beruntun.
Senada, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga melihat BI bakal menaikan bunga lebih tinggi dari perkiraan awal. Sebelum kenaikan harga BBM, ia memperkirakan bunga BI akan naik lagi 50 bps hinga akhir tahun.
"BI rate sebelumnya memang kita prediksi naik tapi tidak sebanyak perkiraan sekarang, mungkin sekarang hanya penambahan. Awalnya kami perkirakan naik 50 bps, tetapi sekarang perkiraannya kenaikan 100-150 bps," kata David kepada Katadata.co.id.
Perkiraan ini, menurut dia, seiring inflasi inti maupun keseluruhan yang tahun ini diperkirakan jatuh di atas target bank sentral. Inflasi inti diperkirakan di rentang 5%-5,5% sedangkan inflasi headline atau secara keseluruhan akan mencapai 6,5%-7%.
BI diperkirakan akan terus menaikan bunga di empat pertemuan terakhirnya hingga Desember. David memperkirakan suku bunga kembali dikerek 25 bps pada pertemuan bulan ini.
Riset Bank Mandiri juga memperkirakan suku bunga acuan naik lebih tinggi dari perkiraan awal. Asumsi awal, BI akan menaikan 50 bps lagi setelah kenaikan 25 bps pada bulan lalu sehingga naik ke level 4,25%. Namun dengan kenaikan harga BBM, suku bunga diperkirakan naik 100 bps lagi menjadi 4,75%.
"Lebih jauh lagi, kenaikan inflasi yang berlanjut ke semester pertama tahun 2023 juga akan membuka peluang BI untuk melanjutkan kenaikan suku bunga acuan pada awal tahun depan," kata Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman dalam risetnya, Minggu (4/9).