Kemenkeu: Belum Ada Alokasi APBN untuk Kompor Listrik Tahun Ini
Pemerintah berencana untuk menarik peredaran LPG tabung 3 kg dengan mendorong program konversi kompor gas menjadi kompor listrik. Kementerian Keuangan menyebut anggaran untuk konversi kompor listrik baru akan dialokasikan pada tahun depan.
Dirjen Anggaran Isa Rachmatarwata menyebut, belum ada alokasi khusus untuk program pembagian kompor listrik pada tahun ini. Dana untuk program konversi kompor pada tahun ini masih akan berasal dari PT Perusahaan Listrik Negara Tbk.
"Tahun depan kemungkinan akan dijalankan Kementerian ESDM, sehingga nanti anggarannya ada di mereka," ujar Isa saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Selasa (20/9).
Konversi tersebut, menurutnya, akan berimplikasi terhadap peningkatan konsumsi listrik, pasalnya masyarakat membutuhkan kenaikan daya. Di sisi lain, konsumsi terhadap LPG subsidi tabung 3 kg akan berkurang seiring masyarakat yang secara bertahap beralih ke kompor listrik.
"Mestinya begitu (subsidi LPG 3 kg dialihkan ke kompor listrik) kalau nanti ada pengalihan (konversi)," ujarnya
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Made Arya Wijaya dalam pesan singkat kepada Katadata.co.id menjelaskan, kajian teknis atas kebijakan konversi tabung elpiji 3 kg menjadi kompor listrik berada di bawah Kementerian ESDM. Kementerian Keuangan kemudian akan mencermati hasil kajian Kementerian ESDM terhadap dampaknya pada anggaran.
Made menyebut anggaran untuk konversi kompor listrik nantinya dapat berasal dari alokasi subsidi untuk LPG 3 kg yang mulai dikurangi seiring program migrasi ke kompor listrik.
"Kalau kebijakannya sudah ditetapkan, bisa saja alokasi yang disediakan untuk subsidi digeser untuk mendanainya (pengadaan kompor listrik)," ujarnya.
Made mengaku pihaknya belum menghitung pasti besaran penghematan negara akibat peralihan dari LPG 3 Kg menjadi kompor listrik. Namun, dalam hitungan PLN, rencana konversi sebanyak 5 juta unit kompor listrik pada tahun depan bisa menghemat anggaran hingga Rp 5,5 triliun.
Penghematan APBN bahkan dapat mencapai Rp 16,8 triliun jika jumlah keluarga penerima manfaat mencapai 15,3 juta,.
"Saving ini dari mana? Ini dari fakta bahwa per kilogram elpiji biaya keekonomiannya adalah sekitar Rp 20 ribu, sedangkan biaya keekonomian (kompor induksi) sekitar Rp 11.300 per kilogram listrik ekuivalen," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, beberapa waktu lalu.
PLN telah memulai proyek uji coba di Solo dan Bali dengan membagikan kompor listrik 1.000 watt kepada dua ribu keluarga. BUMN listrik ini berencana membagikan 300 ribu paket kompor pada tahun ini.