INDEF: Pemerintah Bunuh Diri kalau Naikkan Harga BBM Tahun Depan
Pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak atau BBM jenis Pertalite dan Solar pada tahun ini seiring harga minyak dunia yang melonjak Ekonom senior INDEF Muhammad Nawir Messi menyebut kecil kemungkinan pemerintah menaikkan harga BBM pada tahun depan mengingat sudah dekat dengan tahun Pemilu 2024.
"BBM sudah naik dan saya kira kalau pun ada gejolak yang lebih tajam di lingkungan global, pemerintah tidak akan melakukan penyesuaian lebih jauh lagi ke harga BBM. Ingat, tahun depan tahun politik, bunuh diri penguasa kalau naikkan lagi harga menjelang Pemilu," ujarnya dalam diskusi dengan media di Jakarta, Rabu (14/12).
Menurutnya, pejabat negara yang berniat untuk maju dalam Pemilu 2024 tentu akan menghindari mengambil kebijakan yang tidak populi, seperti kenaikan harga BBM. Hal ini, kata dia, lumrah dilakukan dengan tujuan menarik hati masyarakat.
"Pasti kalau naikan harga BBM menjelang pemilihan, pasti orang tidak akan memiliki, dimana-mana yang namanya menjelang Pemilu tidak ada penyesuaian harga yang menyengsarakan rakyat," katanya.
Meski demikian, ia juga tidak menampik bahwa kenaikan harga BBM masih dibutuhkan jika menggunakan perhitungan secara rasional. Namun, menurut dia, probabilitas pemerintah mengambil kebijakan seperti itu sangat kecil.
Selain karena harga BBM tidak naik tahun depan, harga pangan juga diperkirakan relatif terkendali. Hal ini seiring kebijakan pemerintah yang mewajibkan pemerintah daerah untuk menyubsidi biaya transportasi sehingga biaya distribusi untuk pangan juga.
Pemerintah sebetulnya sudah membenarkan bahwa tidak ada rencana kenaikan harga BBM tahun depan. Anggaran subsidi dan kompensasi energi tahun depan disiapkan Rp 339,6 triliun agar harga BBM hingga listrik tidak naik.
"Alokasi yang ada sekarang (di dalam APBN 2023) sebagai antisipasi supaya tahun depan tidak naik," kata Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Made Arya Wijaya, dalam media briefing di Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/11).
Pemerintah telah menaikkan harga BBM bersubsidi mulai 3 September lalu. Harga Pertalite di kerek menjadi Rp 10 ribu per liter, sedangkan Solar menjadi Rp 6.800 per liter.
"Arahan Presiden itu kalau bisa sampai dengan 2024, supaya tidak gaduh. Semua kebijakan-kebijakan besar itu kalau bisa di-hold," ujarnya saat ditanya arah kebijakan subsidi tahun depan.