AS Akan Mewajibkan Tes Covid-19 untuk Pelancong Cina
Amerika Serikat akan mewajibkan tes Covid-19 kepada pelancong dari Cina sebagai syarat kedatangan. India, Italia, Jepang, dan Taiwan juga telah menerapkan kebijakan tersebut seiring kasus yang melonjak di negara berpenduduk terbesar dunia tersebut.
Mengutip Reuters, para pejabat AS mengatakan kepada wartawan bahwa semua penumpang udara berusia 2 tahun ke atas yang berasal dari Cina, termasuk Hong Kong dan Makau memerlukan hasil tes negatif tidak lebih dari dua hari sebelum keberangkatannya. Kebijakan ini mulai berlaku pada 5 Januari 2023,
Namun, menurut pejabat tersebut, penumpang yang dites positif lebih dari 10 hari sebelum penerbangan dapat memberikan dokumentasi pemulihan sebagai pengganti hasil tes negatif.
Perubahan kebijakan ini terkait dengan kurangnya informasi tentang varian virus SARS-CoV-2 dan kekhawatiran bahwa peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Cina dapat mengakibatkan berkembangnya varian baru dari virus tersebut.
Amerika Serikat juga memperluas program pengurutan genomik sukarela di bandara, menambahkan Seattle dan Los Angeles ke dalam program tersebut. Dengan demikian, terdapat tujuh bandara di AS yang mengumpulkan informasi dari tes positif Covid-19.
Cina pada bulan ini mengubah kebijakannya terkait Covid-19. Negara tempat virus Covid-19 diketahui terdeteksi pertama kali ini hingga bulan lalu masih melakukan lockdown dan pengujian ekstensif.
Pencabutan pembatasan dilakukan menyusul protes yang meluas di negara tersebut. Beberapa pakar menyebut, covid-19 di Cina kemungkinan saat ini menyebar secara luas dan menginfeksi jutaan orang setiap hari.
Beijing saat ini juga menghadapi kritik internasional bahwa data resmi Covid-19 dan angka kematian saat ini tidak sesuai dengan skala wabahnya. "Kami hanya memiliki informasi terbatas dalam hal apa yang dibagikan terkait dengan jumlah kasus yang meningkat, rawat inap, dan terutama kematian," kata seorang pejabat kesehatan AS dalam pengarahan.
Selain itu, menurut dia, ada penurunan dalam pengujian Covid-19 di seluruh Cina sehingga menyulitkan untuk mengetahui berapa tingkat infeksi yang sebenarnya
Pejabat AS khawatir akan ada sejumlah besar infeksi yang menyebabkan rawat inap dan kematian di Cina. Ini mengingat banyaknya orang di Ciina yang belum terpapar virus.
Tingkat infeksi yang tinggi di Amerika Serikat pada awal pandemi memberi Beijing ruang untuk berargumen bahwa model tindakan pencegahan Covid-19 yang ketat telah menyelamatkan nyawa.
Cina telah berjuang untuk memvaksinasi populasi lansia dan belum mengizinkan vaksin mRNA asing. Tingkat vaksinasi keseluruhannya di atas 90% tetapi tingkat untuk orang dewasa yang telah mendapatkan suntikan penguat turun menjadi 57,9%, dan menjadi 42,3% untuk orang berusia 80 tahun ke atas.
Negara ini memiliki sembilan vaksin Covid-19 yang dikembangkan di dalam negeri yang disetujui untuk digunakan, tetapi tidak ada yang diperbarui untuk menargetkan varian Omicron yang sangat menular.
Pejabat AS mengatakan dalam pengarahan bahwa mereka telah menawarkan vaksin mRNA dan dukungan lain ke Cina. Namun, pejabat China telah mengatakan secara terbuka bahwa mereka tidak membutuhkan bantuan AS saat ini.