Rupiah Loyo Dekati 15.800/US$ Terimbas Lonjakan Kasus Covid-19 di Cina
Nilai tukar rupiah dibuka melemah 34 poin ke level Rp 15,753 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pelemahan rupiah dan aset berisiko hari ini terimbas kebijakan penanganan pandemi Covid-19 di Cina serta meningkatnya kekhawatiran resesi menjelang tahun baru 2023.
Mengutip Bloomberg, rupiah terus melemah ke arah Rp 15.763 pada pukul 09.25 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 15.719 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS pagi ini. Yen Jepang menguat 0,61% bersama dolar SIngapura 0,09%, dolar Hong Kong 0,01%, peso Filipina 0,67%, yuan Cina 0,09% dan baht Thailand 0,38%. Sebaliknya, dolar Taiwan turun 0,05%, won Korea Selatan 0,10%, rupee India 0,01%.
Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan melemah seiring pelaku pasar yang kembali melakukan asesmen terkait pencabutan kebijakan nol COvid-19 di Cina. Rupiah akan diperdagangkan di rentang Rp 15.650-Rp 15.800 per dolar AS.
"Rupiah akan melemah oleh memburuknya sentimen di pasar dengan sell-off pada aset dan mata uang beresiko. Sentimen risk-off ini dipicu oleh ketidakpastian akan kebijakan Covid-19 Cina menyusul lonjakan kasus," kata Lukman dalam risetnya, Kamis (29/12).
Pemerintah Cina berencana untuk mencabut kebijakan karantina terhadap pelancong dari luar negeri yang masuk ke negara tersebut mulai 8 Januari 2023 Di sisi lain, muncul kekhawatiran pasar terkait kebijakan ini mengingat lonjakan kasus positif baru yang juga terjadi di Cina beberapa pekan terakhir.
"Dengan kombinasi kasus yang meningkat saat ini dengan pembukaan pembatasan Cina, kami melihat investor khawatir bahwa konsekuensinya akan menyebar ke berbagai industri dan sektor seperti yang terjadi pada periode Covid-19 sebelumnya," kata Kepala Eksekutif di AXS Investments, Greg Bassuk seperti dikutip dari Reuters.
Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada perdagangan tadi malam. Indeks Nasdaq mencapai penutupan terendah pada tahun. Selain karena kekhawatiran meningkatnya kasus Covid-19 di Cina, kekhawatiran terhadap resesi dan berlanjutnya ketegangan geopolitik tahun depan kembali menjadi perhatian pasar.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra menyatakan, kekhawatiran resesi telah meningkat dan menjadi sentimen negatif bagi nilai tukar hari ini. Rupiah diperkirakan bergerak di rentang Rp 15.740-Rp 15.750 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 15.680 per dolar AS.
"Semalam isu perlambatan ekonomi atau resesi mengemuka dibahas di pemberitaan yang menjadi sentimen negatif untuk harga aset berisiko. Isu ini mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman dolar AS," kata Ariston.
Indeks saham Asia pun terlihat bergerak negatif pagi ini yang mengindikasikan minat pasar terhadap aset berisiko menurun. Nikkei 225 Jepang melemah 1,33%, Shanghai SE Composite 0,69%, Hang Seng Hong Kong 1,70%, Kospi Korea Selatan 1,44% dan Nifty 50 India 0,05%.