Rupiah Melemah Sepekan Ini ke Level 14.985 Meski Suku Bunga BI Naik
Nilai tukar rupiah melemah 90 poin pada sepanjang pekan ini, ditutup di level Rp 14.985 per dolar AS. Rupiah melemah meski Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan 25 bps ke level 5,75% dalam pertemuan pekan ini.
Mengutip Bloomberg, rupiah melemah 38 poin atau 0,25% pada perdagangan hari ini. Rupiah melemah terhada dolar AS bersama mayoritas mata uang negara Asia. Yuan Cina melemah 0,25%, baht Thailand 0,2%, peso Filipina 0,1%, won Korea Selatan 0,02%, dolar Taiwan 0,17%, dolar Singapura 0,14%, dolar Hong Kong 0,01%. Sementara itu yen Jepang dan ringgit Malaysia menguat masing-masing 0,22% dan 0,08%.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, rupiah melemah pada pekan ini seiring dengan menguatnya dolar AS terhadap mata uang lainnya. Dolar AS pada perdagangan hari ini menguat seiring data perekonomian Amerika yang masih mampu tumbuh kuat pada kuartal keempat 2022. Ini akan mendukung Bank Sentral Amerika Serikat mendukung sikap hawkishnya lebih lama.
Produk domestik bruto (PDB) AS yang dirilis kemarin waktu Washington menunjukkan pertumbuhan 2,9% pada kuartal keempat 2022. Angka ini melambat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 3,2%, tetapi lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis yang disurvei Reuters sebesar 2,6%.
Ibrahim juga menjelaskan, sejumlah kondisi perekonomian di dalam negeri yang turut memengaruhi pergerakan rupiah. Salah satunya adalah fondasi perekonomian Indonesia yang masih kuat sehingga menahan rupiah tak melemah lebih dalam.
Menurut Ibrahim, konsumsi, investasi, dan ekspor berhasilmenggerakkan perekonomian nasional. Ini bisa terlihat dari tingkat pengangguran dan kemiskinan Indonesia turun menjadi 5,8%
pada Agustus 2022 dan penurunan kemiskinan menjadi 9,54% pada Maret 2022. Pemerintah pun optimis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa tumbuh di atas 5 persen sepanjang 2022.
Di sisi lain, beberapa ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi indonesia tahun ini akan sedikit di proyeksi pemerintah, yakni di atas 4,7%. Faktor pelemahan ekonomi dan rupiah adalah perlambatan ekspor karena dampak potensi resesi ekonomi global.
Selain itu, harga komoditas dan konsumsi masyarakat mulai mengalami moderasi. Meski demikian, para ekonom optimistis pemulihan ekonomi tetap stabil karena masyarakat mulai bergerak akibat pembatasan sosial dicabut.
Adapun pada pekan depan, pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi faktor-faktor domestik di atas. Sementara faktor eksternal yang berpotensi memengaruhi rupiah pada pekan depan adalah data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi di AS yang dapat memengaruhi The Fed dalam mengambil kebijakan suku bunga.
"Untuk perdagangan Senin depan, rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp 14.970 hingga Rp 15.030 per dolar AS," ujar Ibrahim dalam risetnya, Jumat (27/1).