Rupiah Menguat Tembus Level 14.700/US$ Berkat Inflasi AS Melandai
Kurs rupiah ditutup menguat 0,9% ke level Rp 14.746 per dolar AS di pasar spot sore ini. Inflasi konsumen AS pada Maret yang dirilis semalam lebih rendah dibandingkan perkiraan telah mendorong meluasnya ekspektasi bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve segera mengakhiri tren kenaikan suku bunga acuannya.
Mata uang Asia lainnya yang menguat hari ini antara lain won Korea Selatan 1,14%, rupee India 0,27%, baht Thailand 0,25%, ringgit Malaysia 0,23%, dolar Singapura 0,18%, dan yen Jepang 0,06%. Koreksi dialami peso Filipina 0,07%, bersama dolar Taiwan 0,03% dan yuan Cina 0,01% sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Penguatan rupiah hari ini terdorong data inflasi AS semalam yang menunjukkan berlanjutnya penurunan. Inflasi konsumen AS periode Maret sebesar 0,1% secara bulanan dan 5% secara tahunan, lebih rendah 0,1% dibandingkan perkiraan pasar. Inflasi turun dari bulan sebelunnya masih 6%. Sementara itu, inflasi inti, yang tidak menghitung kenaikan harga pangan dan energi, tercatat 0,4% secara bulanan dan 5,6% secara tahunan sesuai ekspektasi pasar.
Di samping itu, notulen rapat bank sentral AS, The Fed semalam menunjukkan ramalan para pembuat kebijakan bahwa resesi ringan kemungkinan terjadi di akhir tahun. Prospek ini imbas kejatuhan sejumlah bank di AS beberapa pekan lalu.
"Data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan dan kekhawatiran akan resesi membuat pasar menghargai peluang yang lebih besar bahwa Federal Reserve akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam catatannya sore ini, Kamis (13/4).
Ibrahim menyebut perhatian pasar kini tertuju kepada rilis data inflasi dalam produsen AS yang dijadwalkan keluar malam ini. Inflasi di tingkat produsen diperkirakan moderat. Data klaim pengangguran yang keluar pekan ini juga diperkirakan sedikit lebih tinggi dari minggu sebelumnya.
Dari dalam negeri, laporan terbaru IMF merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 5% dari sebelumnya diperkirakan 4,8%. Ibrahim menyebut hal tersebut menandakan ekonomi Indonesia akan tetap tangguh pada tahun 2023 meskipun pertumbuhan ekonomi global melambat.
Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif pada perdagangan esok hari, namun ditutup menguat direntang Rp 14.700- Rp 14.780 per dolar AS.