Janet Yellen: AS Kehabisan Uang, Terancam Gagal Bayar Utang pada Juni

Abdul Azis Said
16 Mei 2023, 13:30
Krisis Utang Amerika Serika
ANTARA FOTO/Made Nagi
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memberikan keterangan pers di Nusa Dua, Bali, Kamis (14//7/2022).

Pemerintah Amerika Serikat terancam kehabisan uang dan berisiko default atau gagal bayar utang jika pembahasan soal kenaikan plafon utang tak disepakati maksimal awal Juni. Peringatan itu disampaikan langsung Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam surat terbarunya yang dikirim kepada DPR AS, Senin (15/5). 

Dalam surat itu Yellen kembali menyinggung isi surat yang dikirim pada awal Mei lalu ke DPR bahwa kantornya telah memperingatkan pemerintah tidak akan bisa membayar semua tagihannya bila plafon utang tidak ditangguhkan atau dinaikkan sebelum awal Juni. Adapun pada Selasa (16/5) waktu Amerika Serika, White House dan pejabat tinggi Kongres AS dijadwalkan kembali menggelar rapat. 

"Dengan tambahan informasi yang ada sekarang, saya menuliskan bahwa kita tetap memperkirakan bahwa Kementerian Keuangan tidak akan lagi bisa memenuhi semua kewajiban pemerintah jika Kongres tidak bertindak," ujar Yellen seperti dikutip dari surat resminya, Selasa (16/5).

Dalam surat itu, Yellen juga mengingatkan para petinggi legislatif AS untuk belajar dari masa lampau terkait risiko jika keputusan penangguhan atau kenaikan plafon utang  baru dicapai di detik-detik akhir. Menurut dia, keterlambatan mengambil langkah plafon utang akan menimbulkan luka serius bagi dunia usaha dan keyakinan konsumen. Akibatnya akan meningkatkan biaya pinjaman dalam jangka pendek untuk pembayaran pajak dan berpengaruh negatif ke rating kredit AS.

Menurut Yellen efek buruh penangguhan telah terlihat. Ia menyebut imbal hasil untuk obligasi pemerintah AS yang jatuh tempo awal Juni juga terpantau telah meningkat. Hal ini menimbulkan tantangan karena biaya pinjaman menjadi makin mahal bagi pemerintah.

"Jika Kongres gagal menaikkan batas utang, itu akan menyebabkan kesulitan besar bagi keluarga di Amerika Serikat,” ujar Yellen. 

Lebih jauh Yellen menyebut kepemimpinan global Amerika Serikat bisa terancam. Ia mengkhawatirkan akan ada kelompok yang mempertanyakan kemampuan Amerika Serikat dalam membela kepentingan dan keamanan nasional. 

Menanti Keputusan Rapat White House dan Parlemen

Peringatan ancaman dari Yellen sebelumnya dikirimkan sehari menjelang rapat antara Presiden AS Joe Biden dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy Selasa (16/5) waktu AS untuk membahas soal plafon utang ini. Reuters melaporkan presiden AS kemudian dijadwalkan untuk terbang ke luar negeri pada Rabu, 17 Mei.

Pertemuan ini akan menjadi pertemuan yang penting, mengingat Biden hanya punya waktu terbatas sebelum akan melakukan perjalanan  ke luar negeri sekitar satu minggu kedepan, mulai dari menghadiri KTT G7 di Jepang hingga terbang ke Australia. Sementara, Ketua DPR McCarthy kemarin mengatakan bahwa belum ada kemauan dalam pembicaraan maraton di tingkat staf soal plafon utang ini sepanjang akhir pekan kemarin. 

Yellen telah berulang kali memperingatkan bahwa kegagalan Kongres untuk menaikkan batas utang pemerintah federal US$ 31,4 triliun dapat memicu "krisis konstitusional". Keterlambatan juga akan menimbulkan "malapetaka ekonomi dan keuangan" bagi AS dan ekonomi global.

Adapun Kantor Anggaran Kongres non-partisan AS pekan lalu mengatakan Amerika Serikat menghadapi "risiko signifikan" gagal bayar kewajiban pembayaran dalam dua minggu pertama Juni jika tidak tercapai kesepakatan untuk menangguhkan atau menaikkan plafon utang. Beberapa analis termasuk dari Kantor Anggaran Kongres, telah menyarankan sejumlah langkah.

Kementerian Keuangan diyakini dapat bertahan hingga Agustus tanpa default jika dapat mengakses pembayaran pajak kuartalan pada 15 Juni. Selain itu pemerintah bisa mengambil langkah-langkah pinjaman baru yang tersedia pada 30 Juni.

Reporter: Abdul Azis Said

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...