Harga Beras Terus Naik, Tembus Rp 13.799 per Kg pada September
Badan Pusat Statistik mencatat, harga beras di tingkat penggilingan hingga eceran masih menanjak pada September 2023. Rata-rata harga beras eceran naik 5,61% dibandingkan bulan Agustus menjadi Rp 13.799 per kg.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, harga gabah di tingkat petani terus mengalami kenaikan akibat pasokan produksi padi semakin menurun akibat penurunan luas panen dan kekeringan sebagai dampak el-nino. Rata-rata harga gabah di tingkat petani pada September 2023 naik 11,69% dibandingkan bulan sebelumnya atau 26,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 6.514 per kg.
Kenaikan harga gabah tersebut berdampak pada harga beras di tingkat penggilingan, grosir, dan eceran. Berdasarkan data BPS, kenaikan rata-rata harga beras di tingkat penggilingan pada September 2023 naik 10,33% secara bulanan atau 27.43% secara tahunan menjadi Rp 12.708 per kg. Sementara rata-rata harga beras di tingkat grosir naik 6,29% secara bulanan atau 21,02% secara tahunan menjadi Rp 13.037 per kg.
Adapun knaikan harga beras di tingkat eceran, menurut dia, lebih rendah dibandingkan penggilingan dan grosir. Harga beras eceran naik 5,61% dibandingkan bulan Agustus atau 18,44% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 13.799 per kg.
"Kenaikan harga beras disebabkan kemarau berkepanjangan dan penurunan produksi karena efek El Nino," ujar Amalia dalam konferensi pers, Senin (2/10).
Ia menjelaskan, inflasi beras mencapai 5,61% secara bulanan dengan andil 0,18%. Inflasi beras pada bulan lalu merupakan yang tertinggi sejak September 2023.
Harga beras menjadi penyumbang utama inflasi pada bulan lalu. BPS mencatat, indeks harga konsumen pada September 2023 mengalami inflasi sebesar 0,19%, berbalik dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan deflasi 0,02%. Namun, inflasi secara tahunan turun dari 3,27% menjadi 2,28%.
“Penyumbang inflasi bulanan terbesar pada September adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,35% dan andil 0,09%. Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi secara bulanan terbesar adalah beras dan bensin," ujar Amalia.
Ia menjelaskan, beras memberikan andil inflasi 0,18%, sedangkan bensin 0,06% pada bulan lalu. Sumbangan inflasi dari bensin sejalan dengan penyesuaian harga BBM nonsubsidi.
"Sementara beberapa komoditas memberikan andil inflasi 0,01%, yakni tarif pulsa ponsel, biaya kuliah akademi/perguruan tinggi, rokok kretek filter, dan daging sapi," kata dia.