Rupiah Melemah ke 15.648 per Dolar AS Imbas Perang Israel - Palestina
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah ke level 15.648 atau 0,31% pada awal perdagangan Senin (9/10). Sebelumnya rupiah ditutup pada level 15.613 pada akhir perdagangan Jumat (6/10).
Analis pasar uang, Lukman Leong, memperkirakan pergerakan rupiah akan melemah terhadap dolar AS di tengah sentimen risk off imbas dari perang Israel Palestina. Rupiah diprediksikan akan bergerak dalam rentang 15.550-15.700.
Risk off menunjukkan situasi di mana para investor tidak ingin mengambil risiko, dan cenderung menarik modal pada investasi risiko tinggi.
Diberitakan sebelumnya, Israel menggempur daerah kantong Palestina di Gaza dan menewaskan sekitar 400 orang pada Minggu (8/10). Sebelumnya, kelompok Hamas dilaporkan telah menewaskan 700 warga Israel dan menculik puluhan lainnya.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah mungkin melemah terhadap dolar AS hari ini. Pelemahan didorong data tenaga kerja AS yang menunjukkan jumlah orang yang dipekerjakan di luar sektor pertanian dan pemerintahan mencapai 336 ribu orang pada September 2023. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan yang mencapai 171 ribu.
“Hasil ini mengindikasikan bahwa kondisi ketenagakerjaan AS memang masih solid. Serta kondisi ini mendukung kebijakan suku bunga tinggi AS untuk mengendalikan atau menurunkan inflasi AS ke target 2%,” kata Ariston
Selain itu, penguatan dolar AS juga ditopang oleh sentimen hindar risiko karena konflik saling serang antara Hamas dan Israel yang menimbulkan ribuan korban jiwa.”Pasar mungkin mengantisipasi kemungkinan konflik ini meluas. Seperti diketahui, dollar AS termasuk aset aman seperti Emas,” kata Ariston.
Potensi pelemahan diprediksikan ke arah 15,650, dengan potensi support di sekitar 15,580.
Mayoritas nilai tukar mata uang Asia terhadap dolar juga melemah. Seperti dolar Singapura yang turun 0,08%, peso Filipina turun 0,41%, ringgit Malaysia turun 0,18%, dan baht Thailand turun 0,37%.