Investor Was-was Data Ekonomi AS, Rupiah Melemah Jadi Rp 15.912/US$
Nilai tukar rupiah melemah 0,25% ke level Rp 15.912 per dolar Amerika Serikat di pasar spot pada Senin pagi (23/10). Analis menilai pelemahan rupiah masih disebabkan oleh faktor eksternal.
Analis Pasar Uang Lukman Leong menilai rupiah melemah terhadap dolar AS akibat meningkatnya imbal hasil obligasi atau surat utang Amerika. Selain itu, ada kekhawatiran akan prospek suku bunga bank sentral Amerika The Fed.
“Investor juga mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi AS minggu ini yang diperkirakan tumbuh 4,2%, serta data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) AS,” kata Lukman dalam laporan, dikutip Senin (23/10).
Lukman memperkirakan rupiah bergerak pada rentang Rp 15.800 – Rp 15.950 per dolar AS.
Sementara itu, Analis Pasar Uang Ariston Tjendra menilai konflik perang Israel – Hamas di Palestina masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar. Selain itu, investor mengantisipasi kebijakan suku bunga tinggi AS yang akan bertahan lebih lama karena inflasi belum juga turun.
“Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah Amerika tenor 10 tahun masih bergerak di atas 4,9%, bahkan sempat menyentuh angka 5%,” kata Ariston.
Ariston memprediksi rupiah bergerak di level Rp 15.900, dengan potensi support Rp 15.800 per dolar AS.
Nilai tukar mata uang Asia terhadap dolar juga terpantau melemah, berdasarkan data Bloomberg. Rincian pelemahan mata uang Asia sebagai berikut:
- Yen Jepang 0,03%
- Dolar Hong Kong 0,04%
- Dolar Singapura 0,02%
- Yuan Cina 0,03%
- Ringgit Malaysia 0,28%
- Baht Thailand 0,2%