Bahlil Pastikan Wings dan Djarum Tetap Investasi di IKN
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengonformasi kabar terkait keluarnya Wings Group dan Djarum dari konsorsium investor yang dipimpin Agung Sedayu Group (ASG) di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menurut Bahlil, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (9/1), Wings dan Djarum memang tidak masuk dalam Konsorsium Nusantara yang dipegang Agung Sedayu Group.
"Wings dan Djarum itu, tidak merupakan konsorsium yang dilakukan oleh Agung Sedayu, tapi dia akan melakukan investasi setelah tahap pertama selesai," kata Bahlil dilansir dari Antara, Selasa (9/1).
Bahlil menegaskan, bahwa salah satu pihak menangani langsung investasi Agung Sedayu Group dan investor nasional lainnya. Ia juga menegaskan, bahwa terlepas dari kabar tersebut, progres investasi para pebisnis nasional itu tetap berjalan dengan baik.
Konsorsium Nusantara Rampung Juni atau Juli 2024
Bahlil juga memastikan, bahwa proyek hotel yang dikerjakan Konsorsium Nusantara ini akan rampung sekitar Juni atau Juli mendatang. Hal ini sesuai target agar bisa rampung sebelum perayaan 17 Agustus 2023 yang akan dipusatkan di ibu kota baru.
"Aku kaget juga yang meng-handle investasi di Agung Sedayu. Salah satunya saya, jadi jalan aja, dan progres juga jalan," ujarnya lagi.
Wings dan Djarum Tetap Investasi di IKN
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan baik Wings dan Djarum bakal tetap berinvestasi di IKN. Namun, investasi dua perusahaan itu akan dilakukan setelah proyek pembangunan tahap pertama selesai.
"Iya (tetap investasi), waktu itu dalam pembicaraan iya. Kementerian Investasi itu, saya akan ngomong yang sudah tereksekusi, kalau masih akan, itu potensi," katanya pula.
Sebelumnya, di sejumlah pemberitaan disebutkan bahwa Wings Group dan Djarum Group menghilang dari daftar anggota Konsorsium Nasional yang dipimpin Agung Sedayu Group.
Padahal, dalam paparan di Badan Anggaran DPR RI September 2023 lalu, disebutkan bahwa konsorsium ini terdiri dari 10 perusahaan besar. Mereka akan membangun proyek mixed use yang terdiri dari hotel, mal dan perkantoran.
Adapun 10 perusahaan besar itu meliputi Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinarmas, Pulauintan, Djarum, Wings Group, Adaro, Barito Pacific, Mulia Group, hingga Astra Group.