Faisal Basri: Utang RI Bisa Rp 16.000 T Jika Prabowo Jadi Presiden

Ferrika Lukmana Sari
16 Januari 2024, 12:10
Prabowo
Katadata/Hufaz Muhammad
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menghadiri Acara Dialog Capres Bersama Kadin di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (12/1/2024).
Button AI Summarize

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri memperkirakan, jika Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumi menang dalam Pilpres 2024, maka utang Indonesia bisa membengkak.

"Teman-teman bisa bayangkan enggak, kalau kebijakan Jokowi dilanjutkan Prabowo - Gibran, maka utang Indonesia bisa Rp 16.000 triliun [dalam] lima tahun," kata Faisal dalam acara bertajuk Political Economic Outlook 2024 di Jakarta, Sabtu (13/1).

Faisal menilai, pasangan Prabowo - Gibran kurang kerja keras dalam membangun negara. Sehingga utang negara bisa terus melonjak, tetapi yang bertanggung jawab justru rakyat itu sendiri.

"Yang bayar [utang] bukan mereka, karena utangnya untuk 20 tahun, 30 tahun dan 10 tahun," kata Faisal.

Tak hanya itu, generasi muda akan menanggung dan mewarisi utang tersebut. Dia meminta generasi muda, seperti generasi z untuk bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah.

"Jangan diem, terutama generasi Z. Karena, utang generasi sekarang, akan dibebankan kepada generasi Z, bukan saya. Praktis, saya nggak bayar pajak, karena pendapatan pensiunan sudah tidak ada," kata Faisal.

Dia bahkan menilai, bahwa kenaikan utang tersebut karena pemerintah membeli alat utama sistem senjata (alutsista) bekas seperti senjata, pesawat dan lainnya.

Strategi Prabowo Tangani Utang

Prabowo Subianto menekankan, bahwa tingkat utang luar negeri Indonesia masih aman, yang tercermin dari tingkat rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 40%. Hal ini diungkapkan Prabowo dalam Debat Capres Ketiga di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).

Selain itu, rasio utang luar negeri Indonesia terhadap PDB masih menjadi salah satu yang terendah di dunia. "Jadi masih sekitar 40% dan banyak negara jauh di atas kita," ujar Prabowo.

Dengan kondisi tersebut, dia mendorong manajemen utang pemerintah harus prudent dengan pengelolaan yang baik. Hal ini dibarengi dengan strategi ekonomi yang tepat, terutama dalam menyasar sektor hilirisasi.

Melalui hilirisasi, bagi Prabowo, akan memperkuat posisi tawar Indonesia dengan negara lain. Sehingga, dia tidak terlalu khawatir negara lain akan melakukan intervensi akibat utang tersebut. 

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...