Investor Masih Wait And See, Rupiah Dibuka Melemah 15.592 per Dolar AS

 Zahwa Madjid
17 Januari 2024, 10:08
Rupiah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Petugas menyusun uang pecahan rupiah di Kantor Cabang BSI KC Mayestik, Jakarta, Kamis (28/12/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.418 per dolar AS pada Kamis (28/12), dimana mata uang Garuda menguat 12 poin atau naik 0,08 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah 0,20% ke level 15.624 pada perdagangan Rabu (17/1). Kemarin, rupiah ditutup melemah melemah 37 poin di level Rp 15.592. Pelemahan terjadi akibat para pelaku pasar masih menunggu pernyataan dari bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed). 

Sejumlah mata uang Asia pun terlihat melemah terhadap dolar AS. Melansir Bloomberg, baht Thailand melemah 0,27%, ringgit Malaysia melemah 0,36%, yen Cina melemah 0,10%, rupee India melemah 0,23%, peso Filipina melemah 0,36%, dolar Singapura melemah 0,04%, dan yuan Jepang melemah 0,05%.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra menilai rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini. Karena ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah yang masih berlangsung.

“ Juga karena pernyataan salah satu petinggi Bank Sentral AS semalam, Anggota Gubernur The Fed, Christopher Waller, yang menginginkan pemangkasan suku bunga acuan AS tidak dilakukan terburu-buru dan agresif tahun ini,” ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (17/1).

Indeks dolar AS pagi ini juga sudah bergerak di kisaran 103,3, di mana pagi sebelumnya di kisaran 102,8. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terutama tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan dari sebelumnya di kisaran 3,96%, sekarang sudah di 4,05%.

Ariston menilai ekspektasi pasar mengenai waktu dan besaran pemangkasan suku bunga acuan AS masih bisa berubah bergantung pada perkembangan data-data perekonomian AS. Malam ini, data penjualan ritel AS bisa memberikan pertimbangan baru bagi pasar.

“Sementara pagi ini, data ekonomi Cina yang akan dirilis seperti data PDB kuartal 4 bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila dirilis seusai atau melebihi ekspektasi 5,3%,” ujarnya.

Keputusan BI Tidak Terlalu Pengaruhi Rupiah

Adapun hasil Rapat Dewan Gubernur BI siang ini, dinilai Ariston tidak terlalu mempengaruhi rupiah bila BI tidak mengubah suku bunga acuannya. Potensi pelemahan rupiah ke arah 15.650, dengan potensi support di kisaran 15.550, hari ini.

Tak berbeda jauh Ariston, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memperkirakan, mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.570-15.640.

Dia mengatakan para pelaku pasar sekarang menunggu isyarat lebih lanjut mengenai The Fed dan perekonomian AS. Pada hari Rabu, data penjualan ritel dan produksi industri AS diperkirakan memberikan lebih banyak isyarat terhadap perekonomian terbesar di dunia tersebut.

Pembacaan data produksi industri dan penjualan ritel AS akan dirilis pada hari Rabu dan diperkirakan akan memberikan lebih banyak sinyal terhadap perekonomian. Tanda-tanda ketahanan ekonomi akan memberi lebih banyak ruang bagi The untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dan dalam jangka waktu lebih lama.

"Namun pasar tampaknya sedikit mengurangi spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret 2024, menurut alat CME Fedwatch," ujar Ibrahim dalam risetnya.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia mencatat posisi utang luar negeri alias ULN RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun (asumsi kurs Rp 15.540 per dolar AS).

BI mengklaim posisi utang luar negeri ini tetap terkendali. Posisi utang luar negeri per November 2023 ini tercatat naik 2%dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya secara tahunan.

“Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik. Selain itu, posisi utang luar negeri pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah,” ujar Ibrahim dalam risetnya.

Hal ini berdampak pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia pada valuta lainnya dalam satuan dolar AS. Terjaganya utang luar negeri Indonesia juga terlihat dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,3% pada November 2023. Selain itu, terlihat dari dominasi utang luar negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1% dari total ULN.

“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian,” ujarnya.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...