Prabowo Akan Potong Subsidi BBM Demi Makan Siang Gratis, Ini Dampaknya
Sejumlah ekonom memperkirakan, rencana Prabowo Subianto untuk memangkas Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk mendanai program makan siang gratis diperkirakan akan memicu inflasi dan menaikkan angka kemiskinan di Indonesia.
Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda bahkan menilai, rencana Prabowo untuk memangkas subsidi BBM tersebut akan berdampak negatif. Salah dampaknya, laju inflasi akan naik.
“Akibatnya, inflasi tinggi, masyarakat tidak bisa konsumsi barang lagi. Akhirnya mereduksi konsumsi rumah tangga,” ujar Nailul kepada Katadata.co.id, Jumat (16/2).
Tak berbeda, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad juga menyebut rencana pemangkasan subsidi ini akan memicu inflasi karena harga BBM makin mahal.
"Pemotongan BBM berdampak ke beberapa komponen dari pertalite, solar industri, transportasi umum, kebutuhan energi dan listrik. Pengguna pertalite banyak sekali, ada kendaraan roda dua dan empat, sehingga bisa berdampak ke inflasi," kata Tauhid.
Dengan kenaikan harga BBM, maka akan berdampak luas dan menjalar ke banyak sektor mulai dari bisnis, rumah tangga, industri hingga anggaran pemerintahan. Sederhananya, ongkos biaya produksi industri akan naik jika BBM makin mahal.
"Industri akan kalang kabut, harga solar mahal, biaya mesin-mesin pakai solar [akan naik]. Transportasi umum paling banyak pakai BBM subsidi, truk juga pakai solar subsidi," ujarnya.
Angka Kemiskinan Berpotensi Naik
Selain itu, harga barang dan jasa di pasaran juga ikut naik. Sehingga jika kondisi ini terus berlanjut, maka daya beli masyarakat lebih rendah. Hal ini dapat menaikkan angka kemiskinan, terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan rendah.