Prabowo Akan Potong Subsidi BBM Demi Makan Siang Gratis, Ini Dampaknya

Ferrika Lukmana Sari
16 Februari 2024, 18:03
Prabowo
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom.
Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyapa warga saat akan menggunakan hak pilihnya di TPS 033, Kampung Curug, Desa Bojong Koneng, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024). Pemilu 2024 untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota tersebut dilaksanakan secara serentak di 38 provinsi dengan jumlah DPT sebanyak 204.807.222 pemilih.
Button AI Summarize

Sejumlah ekonom memperkirakan, rencana Prabowo Subianto untuk memangkas Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk mendanai program makan siang gratis diperkirakan akan memicu inflasi dan menaikkan angka kemiskinan di Indonesia.

Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda bahkan menilai, rencana Prabowo untuk memangkas subsidi BBM tersebut akan berdampak negatif. Salah dampaknya, laju inflasi akan naik. 

“Akibatnya, inflasi tinggi, masyarakat tidak bisa konsumsi barang lagi. Akhirnya mereduksi konsumsi rumah tangga,” ujar Nailul kepada Katadata.co.id, Jumat (16/2).

Tak berbeda, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad juga menyebut rencana pemangkasan subsidi ini akan memicu inflasi karena harga BBM makin mahal.

"Pemotongan BBM berdampak ke beberapa komponen dari pertalite, solar industri, transportasi umum, kebutuhan energi dan listrik. Pengguna pertalite banyak sekali, ada kendaraan roda dua dan empat, sehingga bisa berdampak ke inflasi," kata Tauhid.

Dengan kenaikan harga BBM, maka akan berdampak luas dan menjalar ke banyak sektor mulai dari bisnis, rumah tangga, industri hingga anggaran pemerintahan. Sederhananya, ongkos biaya produksi industri akan naik jika BBM makin mahal.

"Industri akan kalang kabut, harga solar mahal, biaya mesin-mesin pakai solar [akan naik]. Transportasi umum paling banyak pakai BBM subsidi, truk juga pakai solar subsidi," ujarnya.

Angka Kemiskinan Berpotensi Naik

Selain itu, harga barang dan jasa di pasaran juga ikut naik. Sehingga jika kondisi ini terus berlanjut, maka daya beli masyarakat lebih rendah. Hal ini dapat menaikkan angka kemiskinan, terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan rendah.

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari, Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...