Rupiah Melemah Rp 15.805 per Dolar AS, Ini Penyebabnya

 Zahwa Madjid
26 Maret 2024, 09:49
rupiah
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU
Warga menunjukkan uang rupiah baru pecahan kecil yang telah ditukarkan dari mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bank Indonesia (BI) menyiapkan 4.713 titik penukaran uang rupiah baru layak edar, untuk periode Ramadan dan Lebaran tahun 2024 yang juga menggandeng 16 bank untuk bekerja sama, dalam upaya memberikan layanan penukaran uang tunai.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah 0,03% ke level Rp 15.805 pada perdagangan Selasa (26/3). Kendati demikian, para analis memperkirakan rupiah dapat menguat pada hari ini.

Analis Pasar Uang Lukman Leong menilai rupiah akan menguat terhadap dolar AS yang terkoreksi. Pelemahan dolar AS didorong oleh sejumlah faktor.

“Pelemahan dolar AS terjadi setelah data manufaktur dan penjualan rumah baru AS yang lebih lemah dari perkiraan,” ujar Lukman kepada Katadata.co.id pada Selasa (26/3).

Dengan kondisi tersebut, Lukman memperkirakan rupiah bergerak dalam rentang Rp 15.750 - Rp 15.850 per dolar AS pada hari ini.

Kebijakan Bank Sentral Cina Beri Sentimen Positif ke Rupiah

Bank Sentral Cina kembali menyuntikan likuiditas sebesar 150 miliar setelah sebelumnya telah melakukan hal yang sama dengan besaran mencapai 50 miliar yuan.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menilai, suntikan likuiditas tersebut dapat memberikan sentimen positif untuk aset berisiko seperti rupiah. Pegerakan rupiah juga akan didorong sentimen positif dari indeks saham Asia.

“Rupiah mungkin bisa bergerak positif atau menguat terhadap dolar AS setelah sebelumnya melemah menyentuh kisaran resisten Rp 15.800 per dolar AS,” ujar Ariston.

Namun di sisi lain, pelaku pasar masih mencermati sikap bank sentral AS, The Federal Reserve yang tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuan pada tahun ini.

“Karena data inflasi yang masih bertahan di atas level target sebesar 2% dan beberapa data ekonomi AS yang masih cukup kuat,” ujarnya.

Data perumahan AS mencatat jumlah izin pembangunan rumah masih menunjukkan pertumbuhan pada Februari 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menunjukkan perekonomian AS masih cukup solid dan bisa menahan inflasi AS di level tinggi.

Dengan kondisi tersebut, Ariston memperkirakna potensi penguatan rupiah ke arah Rp 15.750 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke arah Rp 15.830 - Rp 158.50 per dolar AS.

Sementara itu, pergerakan mata uang Asia tercatat bervariasi terhadap dolar AS. Melansir Bloomberg, baht Thailand melemah 0,10% dan yuan Cina melemah 0,09%. Sedangkan ringgit Malaysia menguat 0,10%, peso Filipina menguat 0,23%, dolar Singapura menguat 0,10%, dan yen Jepang menguat 0,08%.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...