Cerita 3 Gubernur BI Melewati Krisis Keuangan di Indonesia

Ferrika Lukmana Sari
25 Agustus 2024, 17:29
Keuangan
Kafegama
Pelantikan Pengurus Pusat KAFEGAMA 2024-2027 di Jakarta, Sabtu (24/8). Acara ini juga turut dihadiri tiga begawan ekonom Indonesia yaitu Wapres ke-11 Boediono, mantan Gubernur BI Soedradjad Djiwandono dan Gubernur BI Perry Warjiyo.
Button AI Summarize

J Sudradjad Djiwandono, Budiono dan Perry Warjiyo berbagai cerita mengenai pengalaman sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) dalam melewati krisis keuangan di masa mereka menjabat. 

Soedradjad membagi pengalamannya saat menghadapi krisis keuangan pada tahun 1997-1998, yang pada saat itu dia menjabat sebagai Gubernur BI.

“Pada waktu menghadapi krisis keuangan yang demikian berat tahun 1997-1998 itu, memang kita praktis tidur di kantor dan pulang 2-3 jam dan kembali lagi ke kantor," kata Soedradjad dalam acara Pelantikan Pengurus Pusat Kafegama 2024-2027 di Jakarta, Sabtu (24/8).

Biasanya, Bank Indonesia menggelar rapat seminggu sekali. Namun dalam suasana genting, kata Soedradjad, rapat bisa diadakan hingga dua kali dalam sehari.

Bahkan enam minggu sebelum masa jabatannya selesai, dia tiba-tiba dipanggil Presiden Soeharto untuk diganti karena telah menutup beberapa bank milik keluarga cendana saat itu.

"Karena saya sudah mempersiapkan diri dan karena saya merasa jujur, saya melaksanakan tugas saya sesuai dengan undang-undang, kenapa harus takut," kata dia.

Dia mengatakan, Presiden Soeharto mengucapkan terima kasih kepadanya atas baktinya selama 10 tahun bekerja. Pada 1988, Sudrajad diangkat menjadi Menteri Muda Perdagangan hingga menjadi Gubernur BI sejak 1993. Namun, sebelum jabatannya habis, Soeharto menggantikannya dengan Syahril Sabirin.

Meski dirinya dipecat, Soeharto tidak mengubah keputusan Sudrajad yang menutup tiga bank milik keluarga cendana. Padahal, Soeharto mempunyai kewenangan untuk mengintervensi aturan tersebut.

Pengalaman Budiono dan Perry

Sementara Boediono menceritakan pengalamannya saat menjadi Gubernur BI pada tahun 2008-2009. "Pada September 2008, sebuah lembaga keuangan raksasa di Amerika Serikat, Lehman Brothers, bangkrut dan memicu gangguan pada arus likuiditas global (global liquidity crush)," kata Budiono

Menurut Budiono, semua negara terkena imbas akibat krisis keuangan tersebut, termasuk Indonesia. Saat itu, dana global yang ditaruh di Tanah Air kemudian ditarik ke negaranya masing-masing. Sehingga membuat IHSG dan kurs dolar AS anjlok.

"Dalam situasi krisis, tidak ada pilihan yang tidak pahit. Mereka yang diberi tugas dan tanggungjawab oleh negara untuk menanganinya harus mengambil suatu keputusan," ujar Budiono.

Seiring waktu, ekonomi mulai pulih. Dia bilang efek domino akibat krisis tersebut dapat dihindari, sehingga kegiatan perbankan kembali normal dan ekonomi juga mulai bangkit.

"Menurut angka-angka Asian Development Bank (ADB,) ekonomi Indonesia lebih cepat daripada negara-negara lain di Asia," ujar Budiono.

Berbeda dengan Boediono, Perry justru sedang berada di AS. Saat itu, dia menjabat Direktur Eksekutif International Monetary Fund (IMF), mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group.

Walau berada di luar negeri, dia tetap mencermati perkembangan ekonomi di Tanah Air. Perry mengaku bersyukur telah bertemu dengan Soedradjad dan Boediono yang sudah dianggap sebagai gurunya.

"Saya di IMF mengatasi krisis 2007-2008 dan saya kontak dengan beliau berdua," ujarnya.

Perry mengaku, sampai saat ini masih berkomunikasi dengan dua orang yang dikaguminya itu, terutama saat menghadapi situasi tertentu seperti pandemi Covid-19. "Mereka mengingatkan saya, untuk jangan pernah merasa tertekan politik untuk mencetak uang," ucap Perry.

Untuk itu, Gubernur BI periode 2023 - 2028 ini menekankan untuk terus belajar mencari ilmu yang bermanfaat, belajar dan mengajar agar ilmu tersebut bisa membuat hidup lebih bercahaya. Sehingga, dia tidak mudah menyerah dan terus berjuang.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...