Dolar AS Makin Perkasa Imbas Perang Iran - Israel, Rupiah Diramal Anjlok Lagi
Sejumlah ekonom memproyeksikan rupiah melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat pada hari ini (3/10). Salah satu sentimen yang paling berpengaruh yaitu tingginya tensi konflik di Timur Tengah.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.10 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.351 per dolar AS atau naik 0,54% dibandingkan penutupan sebelumnya.
“Indeks dolar Amerika masih bergerak menguat pagi ini. Rupiah sudah berada di kisaran 101.75 dibandingkan hari sebelumnya 101.25,” kata pasar uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (3/10).
Dolar Amerika semakin perkasa karena konflik di Timur Tengah memanas. Iran meluncurkan 200 rudal balistik yang menyasar pangkalan militer Israel pada Selasa malam (1/10).
Ariston menyampaikan, investor menunggu sinyal baru dari data ekonomi AS maupun kebijakan bank sentral Amerika The Fed, khususnya terkait pemangkasan suku bunga acuan.
Ia memprediksi rupiah melemah ke kisaran Rp 15.300 - Rp 15.330 per dolar Amerika, dengan potensi support di level Rp 15.240 per dolar AS hari ini.
Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksikan rupiah melemah hari ini. “Kemungkinan rupiah kembali terdepresiasi ke level Rp 15.220 hingga Rp 15.420 per dolar AS,” kata dia.
Menurut dia, tensi konflik Iran - Israel yang memanas dan dorongan risk off global memicu pelemahan rupiah hari ini. Selain itu, comparative advantage pasar keuangan Indonesia berpotensi berkurang karena stimulus besar-besaran di Cina yang masih berlanjut.
Analis komoditas dan mata uang Lukman Leong juga memproyeksikan rupiah melemah terhadap dolar AS pada hari ini. Salah satu faktornya yakni data pekerjaan di Amerika lebih kuat dari perkiraan.
“Situasi yang memanas di Timur Tengah juga terus mendukung dolar AS untuk menguat. Rupiah akan berkisar pada level Rp 15.275 hingga Rp 15.400 per dolar AS,” ujar Lukman.