Inflasi AS Lebih Tinggi daripada Perkiraan Pasar, The Fed jadi Pangkas Bunga?

Agustiyanti
11 Oktober 2024, 06:34
inflasi, amerika, suku bunga
ANTARA FOTO/REUTERS/David Ryder/ama/dj
Ilustrasi. Inflasi Amerika pada September didorong oleh kenaikan harga pangan.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Inflasi Amerika Serikat pada September 2024 tercatat sebesar 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya, lebih tinggi daripada yang diperkirakan pasar akibat  naiknya harga pangan. Namun,  inflasi tahunan sebesar 2,4% merupakan yang terendah sejak 2021 sehingga kemungkinan akan membuat The Fed tetap berada di jalur pemangkasan suku bunga. 

Mengutip Reuters, inflasi AS pada bulan lalu disumbangkan oleh harga pangan yang naik 0,4%, ebih tinggi dibandingkan kenaikan pada Agustus sebesar 0,1%. Harga pangan terutama didorong oleh kenaikan daging, unggas, ikan, dan telur. Harga sayur bahkan melonjak 0,9%, setelah sebelunya turun 0,2% pada Agustus. 

Namun, konsumen dapat menarik nafas karena harga bensin anjlok 4,1%. Sementara itu, harga sewa rumah naik 0,3% setelah naik 0,4% pada bulan sebelumnya. 

Inflasi bulanan yang dicatatkan Amerika Serikat lebih tinggi dibandingkan prediksi pasar. Ekonom yang disurvei Reuters sebelumnya memperkirakan inflasi secara bulanan mencapai 0,1%, sedangkan inflasi tahunan sebesar 2,3%.

Namun, inflasi tahunan Amerika Serikat yang tercatat 2,4% merupakan yang terkecil sejak Februari 2021. 

Inflasi menjadi isu utama bagi para pemilih dalam pemilihan presiden bulan depan. Wakil Presiden Kamala Harris, calon dari Partai Demokrat, berada dalam persaingan ketat dengan calon dari Partai Republik Donald Trump.

Indikator ekonomi ini juga menjadi salah satu panduan The Fed dalam mengambil keputusan suku bunga. Selain inflasi, faktor lain yang juga menentukan adalah data tenaga kerja. 

Data terbaru dari Departemen Tenaga Kerja pada Kamis (10/6) menunjukkan pengajuan pertama untuk tunjangan pengangguran melonjak pada pekan lalu lalu ke level tertinggi dalam lebih dari setahun. Kenaikan ini didorong oleh Badai Helene dan pemogokan hampir sebulan di Boeing (BA.N). 

Risalah rapat The Fed pada September yang dipublikasikan pada Rabu (9/10) menunjukkan bahwa mayoritas  pembuat kebijakan mendukung dimulainya era kebijakan moneter yang lebih longgar dengan pemotongan yang sangat besar. Namun,  tampaknya ada kesepakatan yang lebih luas bahwa langkah awal tersebut tidak akan mengikat The Fed pada kecepatan tertentu dalam penurunan suku bung. 

The Fed pada bulan lalu emangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2020 sebesar 50 bps ke kisaran  4,75%-5,00%. The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 525 basis poin pada tahun 2022 dan 2023.

Menurut FedWatch Tool dari CME Group, pasar keuangan melihat kemungkinan sekitar 89% dari penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat kebijakan The Fed pada tanggal 6-7 November. Sementara 11% responden survei memperkirakan suku bunga tidak berubah. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...