Rupiah Menguat Pagi Ini, Tapi Berpotensi Melemah Gara-gara Data Ekonomi AS
Nilai tukar rupiah menguat 0,33% ke level 15.626 per dolar AS pada perdagangan pagi ini. Namun, para analis memperkirakan rupiah berpotensi melemah hari ini seiring data terbaru inflasi AS yang tak sesuai ekspektasi
Mengutip data Bloomberg hingga pukul 09.18 WIB, sejumlah mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Yuan Cina menguat 0,05%, ringgit Malaysia 0,12%, baht Thailand 0,57%, dolar Singapura 0,02% won Korea Selatan 0,47%, dan peso Filipina 0,19%. Sedangkan yen Jepang dan rupe India melemah masing-masing 0,08% dan 0,02%.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, data inflasi konsumen AS pada September tak sesuai ekpektasi pasar. Inflasi AS pada September tercatat sebesar 0,2% secara bulanan dan 2,4% secara tahunan, di luar ekspektasi pasar yang memperkirakan inflasi sebesar 0,1% secara bulanan dan 2,3% secara tahunan.
“Ini menurunkan ekspektasi kelanjutan pemangkasan suku bunga acuan AS dan memicu penguatan dolar AS lagi,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Jumat (11/10).
Ariston menuturkan, indeks dolar AS pada pagi ini masih pada kisaran yang sama dengan pagi kemarin di atas 102.80-an. Ia meramal peluang pelemahan rupiah hari ini berada pada kisaran Rp 15.700 per dolar AS hingga Rp 15.730 per dolar AS.
"Potensi support pada kisaran Rp 15.630 per dolar AS hingga Rp 15.650 per dolar AS," kata Ariston.
Senada dengan Ariston, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memprediksi rupiah akan melemah hari ini. “Kemungkinan rupiah melanjutkan depresiasi, namun terbatas antara Rp 15.620 per dolar AS hingga Rp 15.720 per dolar AS,” kata Fikri.
Fikri juga menilai pelemahan rupiah hari ini karena adanya sentimen dari data inflasi AS yang masih tinggi dari perkiraan. Selain itu juga ada kemungkinan rilis nilai producer price index atau PPI Amerika Serikat yang lebih tinggi pada malam ini.