Vietnam Geser Jepang Sebagai Pasar Ekspor Terbesar Ketiga Cina
Vietnam berhasil menyalip Jepang sebagai negara tujuan ekspor terbesar ketiga bagi Cina, untuk pertama kalinya, setelah kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) memaksa perusahaan-perusahaan besar mencari pemasok baru guna menghindari biaya tambahan, meski masih bergantung pada produsen Cina untuk komponen.
Berdasarkan data Bea Cukai, ekspor Cina ke Vietnam mencapai rekor US$ 162 miliar, naik hampir 18% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini mengalahkan ekspor Cina ke Jepang sebesar US$ 152 miliar, yang sebelumnya menjadi pasar terbesar ketiga bagi Cina.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (14/1), lonjakan ini sebagian besar didorong oleh peningkatan ekspor suku cadang elektronik ke Vietnam, di mana komponen tersebut dirakit dan diekspor kembali ke AS dan negara lainnya. Suku cadang seperti modul layar dan memori komputer menjadi delapan dari sepuluh ekspor yang tumbuh paling pesat menurut data hingga November 2024.
Perubahan rute perdagangan ini berisiko meningkatkan biaya bagi bisnis dan konsumen, tetapi menguntungkan Vietnam, yang telah melihat lonjakan investasi karena perusahaan berupaya mendiversifikasi rantai pasokan dari Cina.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Samsung Electronics, Luxshare Precision, dan Hon Hai Precision Industry telah menginvestasikan miliaran dolar AS di Vietnam dalam beberapa tahun terakhir untuk merakit produk-produk seperti AirPods dan MacBook.
Perkembangan AI dan Pembatasan Ekspor AS
Perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan pembatasan ekspor AS terhadap chip AI turut mendorong investasi di Vietnam, meskipun China tetap terlibat dalam rantai pasokan. Misalnya, Hon Hai mulai memproduksi kartu grafis AI Nvidia di Vietnam pada tahun lalu, dengan komponen utama yang bersumber dari Cina.
Sebagian besar produk jadi ini diekspor ke AS, meningkatkan surplus perdagangan Vietnam dengan AS hingga mencapai rekor sepanjang tahun hingga November.
Hal ini dapat menarik perhatian Presiden terpilih Donald Trump, yang sebelumnya menyebut Vietnam sebagai "pelanggar perdagangan" dan menekankan perlunya menyeimbangkan perdagangan dengan negara tersebut.
Pemerintah AS mencoba menanggulangi tren ini dengan mengenakan tarif pada panel surya yang diproduksi di Vietnam dan tiga negara Asia Tenggara lain pada akhir tahun lalu, meski sebagian besar panel tersebut diproduksi oleh perusahaan Cina yang berinvestasi di negara-negara tersebut, yang sebagian untuk menghindari tarif AS.