Utang Luar Negeri RI Melonjak Jadi Rp 6.945 Triliun pada November 2024

Ferrika Lukmana Sari
16 Januari 2025, 16:21
utang luar negeri
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa utang luar negeri (ULN) Indonesia pada November 2024 tumbuh lebih lambat, tercatat sebesar US$ 424,1 miliar atau sekitar Rp 6.945 triliun (kurs Rp 16.376 per Dolar AS).

Nilai utang ini melonjak 5,4% secara tahunan (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Oktober 2024 yang mencapai 7,7% yoy.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa perkembangan ini dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik dan penurunan ULN swasta.

“Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik dan penurunan ULN swasta,” ujar Ramdan dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (16/1).

ULN pemerintah mencapai US$ 203,0 miliar dengan pertumbuhan 5,4% yoy pada November 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Oktober 2024 yang tercatat 8,6% yoy.

Perlambatan ini didorong oleh aliran masuk modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan penarikan pinjaman luar negeri untuk mendanai proyek dan program pemerintah.

Sebagai bagian dari pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN diarahkan untuk mendukung belanja prioritas yang mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti sektor kesehatan, pendidikan, dan konstruksi.

Ramdan menegaskan bahwa ULN pemerintah dikelola secara kredibel dan akuntabel. “Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah,” kata Ramdan.

Penurunan ULN Swasta

Sementara ULN swasta mengalami penurunan. Pada November 2024, ULN swasta mencapai US$ 194,6 miliar, dengan kontraksi sebesar 1,6% yoy, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi 1,4% yoy pada Oktober 2024.

Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang tercatat kontraksi sebesar 1,7% yoy.

ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian, yang menyumbang 79,4% dari total ULN swasta. "Sebagian besar ULN swasta juga didominasi oleh utang jangka panjang, yang mencapai 76,1% dari total ULN swasta," kata Ramdan.

BI memastikan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Bahkan rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terjaga pada angka 30,5% pada November 2024, dengan 84,7% dari total ULN berupa utang jangka panjang.

“Rasio ULN Indonesia terhadap PDB tetap terjaga sebesar 30,5 persen pada November 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,7% dari total ULN,” ujar Ramdan.

Untuk menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Optimasi peran ULN juga dilakukan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan upaya meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...