Bank Sentral AS Diramal Pangkas Suku Bunga, Rupiah Diproyeksikan Menguat

Rahayu Subekti
17 Februari 2025, 09:24
dolar, the fed, rupiah,
Katadata/Fauza Syahputra
Petugas menunjukkan mata uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Ringkasan

  • Ekonom memprediksi penguatan rupiah terhadap dolar AS karena prospek pemangkasan suku bunga The Fed dan pelemahan dolar setelah data penjualan ritel AS yang mengecewakan.
  • Kebijakan tarif perdagangan Trump yang tertunda membuat pelaku pasar lebih tenang, mendorong masuknya investasi ke aset berisiko dan menguatkan rupiah.
  • Penurunan penjualan ritel AS menambah sentimen negatif terhadap dolar AS, memberikan ruang penguatan bagi rupiah.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah ekonom memproyeksikan rupiah menguat terhadap dolar AS pada hari ini. Penguatan ini dipengaruhi dengan prospek pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika The Fed hingga kebijakan tarif perdagangan Presiden Donald Trump. 

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS. Sebab, dolar kembali melemah setelah pengumuman data penjualan ritel Amerika yang lebih lemah dari perkiraan.

“Hal ini menurunkan imbal hasil obligasi AS dan meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Senin (17/2). 

Selain itu, investor masih menantikan data neraca dagang Indoensia pada Januari 2025 yang dirilis pada Senin siang (17/1). Ia memproyeksikan rupiah menguat ke level Rp 16.150 hingga Rp 16.300 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg per pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka menguat ke level Rp 16.182 per dolar AS. Angka ini menguat 68,5 poin atau 0,42% dari penutupan akhir pekan lalu. 

Sementara itu, peneliti pasar uang Ariston Tjendra mencatat indeks dolar AS pada pagi ini di kisaran 106,67 atau lebih rendah dibandingkan Jumat pagi di atas 107. 

Ariston menilai pelaku pasar masih mencermati kebijakan kenaikan tarif impor Trump yang mengindikasikan kemungkinan penundaan implementasi. “Pemerintahan AS terlihat tidak mau terlalu gegabah menerapkan kebijakan tarif baru dan membuka ruang negosiasi,” kata Ariston. 

Menurut Ariston, hal itu cukup melegakan pelaku pasar untuk sementara ini. Pada akhirnya, investor akan masuk lagi ke aset berisiko pagi ini yang terlihat di indeks saham Asia menguat. 

Selain itu, pembicaraan perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang dimediasi oleh Trump memberikan sentiment positif ke pasar. 

Di sisi lain, data penjualan ritel AS secara bulanan pada Januari 2025 menunjukkan penurunan 0,9% dibandingkan bulan sebelumnya. “Penyusutan ini memberikan sentiment negatif ke dolar AS,” ujar Ariston. 

Untuk itu, Ariston memperkirakan rupiah menguat ke level Rp 16.190 per dolar AS. Pergerakan rupiah hari ini dengan peluang resistance di kisaran Rp 16.300 per dolar AS.

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...