Resesi Bayangi Ekonomi AS, Rupiah Diprediksi Menguat Hari ini

Rahayu Subekti
17 Maret 2025, 09:54
rupiah, dolar, nilai tukar
ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Petugas menyusun yang dolar AS dan rupiah di Bank Syariah Indonesia (BSI), Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/2/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sejumlah ekonom memproyeksikan rupiah masih bisa melanjutkan penguatan terhadap dollar AS pada hari ini. Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, hal ini karena resesi masih membayangi ekonomi Amerika Serikat (AS).

“Dolar AS kemungkinan masih dibayangi sentimen negatif karena pasar berekspektasi bahwa kebijakan kenaikan tarif Presiden AS Donald Trump bisa mendorong ekonomi AS mengalami resesi,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (17/3).

Dia mengatakan, laporan survei tingkat keyakinan konsumen AS terbaru di pada akhir pekan lalu juga menunjukkan keyakinan yang menurun terhadap kondisi perekonomian AS ke depan. Berdasarkan data Michigan Consumer Sentiment, angka keyakinan konsumen menunjukan 57.9 versus sebelumnya 64.7.

Selain itu, data inflasi AS yang dirilis pekan lalu, menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. “Data inflasi konsumen AS dirilis 2.8% versus 3.0%. Inflasi yang lebih rendah ini membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan lanjutan oleh Bank Sentral AS,” ujar Ariston.

Ariston mengatakan masih ada peluang penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS ke level support di Rp 16.200 per dollar AS. Hal ini dengan potensi resisten di kisaran Rp 16.400 per dollar AS.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.15 WIB, rupiah dibuka menguat pada level Rp 16.338 per dolar AS. Level ini meningkat 12 poin atau 0,07% dari penutupan sebelumnya.

Sementara itu, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi dengan kecenderungan menguat terbatas di level Rp 16.300 per dolar AS hingga Rp 16.400 per dolar AS. Hal ini didukung oleh dolar AS yang melemah setelah survei yang menunjukan sentimen konsumen AS yang memburuk.

Lukman menjelaskan, ketidakpastian seputar perang dagang masih akan membatasi penguatan rupiah. Selain itu, investor juga menantikan data neraca perdagangan Indonesia siang ini.

Lukman mengatakan, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga dalam pertemuan FOMC pekan ini. “Namun diperkirakan Kepala The Fed Powell akan memberikan pernyataan yang dovish mengenai ekonomi AS di tengah kebijakan fiskal Trump dan eskalasi perang dagang global,” kata Lukman. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...