Gubernur BI Respons Rontoknya Pasar Saham: Aset Keuangan RI Masih Menarik


Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo merespons anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hingga 7% pada Selasa (18/3). Perry memastikan, Indonesia masih menjadi tempat yang menarik untuk investasi.
"Kami masih mempercayai instrumen-instrumen aset keuangan Indonesia, apakah SBN, saham, atau SRBI tetap menarik secara fundamental karena pertumbuhan ekonomi kita tetap tinggi, 4,7% sampai 5,2%,” kata Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Maret 2025, Rabu (19/3).
Perry menjelaskan, ada sejumlah alasan yang membuat investasi di Indonesia masih menarik. Pertama, imbal hasil masih kompetitif dengan negara-negara berkembang lainnnya.
“Apakah dengan India maupun negara-negara lain investor asing bisa menghitung berapa yield differential ke SBN maupun SRBI yang lebih tinggi dari yield sejumlah negara, termasuk India,” ujar Perry.
Kedua, Bank Indonesia akan memastikan stabilitas nilai tukar rupiah. Ketiga, BI akan terus memperbanyak instrumen-instrumen bagi para investor untuk berinvestasi di Indonesia.
“Tidak hanya berhenti SBN, tapi juga SRBI. SRBI itu sudah ditransaksikan di pasar sekunder, rata-rata per hari itu sekitar Rp 16 triliun ditransaksikan secara harian,” ucap Perry.
Perry menegaskan, BI sangat percaya kepada para investor yang sudah mengikuti perkembangan di Indonesia. Ia memastikan Bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kebijakan moneter dan fiskal tetap prudent.
“Kami bersinergi erat keduanya-duanya yang untuk memastikan masalah stabilitas negeri ini dan bersama mendukung, mendorong pertumbuhan ekonomi,” ucap Perry.