Respons Bos BI Soal Moody’s Sebut Ekonomi RI Tetap Kuat

Ringkasan
- Gubernur BI menyatakan hasil penilaian Moody's yang menyebut ekonomi Indonesia tetap kuat sebagai indikator positif, menunjukkan keyakinan dunia terhadap fundamental ekonomi Indonesia. BI berkomitmen menjaga kredibilitas dan memperkuat sinergi kebijakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah dan pembiayaan ekonomi.
- Moody's menilai ekonomi Indonesia kuat didukung pertumbuhan ekonomi yang stabil, kredibilitas kebijakan moneter dan fiskal, serta keunggulan sumber daya alam dan bonus demografis. Faktor-faktor ini membuat sovereign credit rating Indonesia berada di level Baa2 dengan outlook stabil.
- Permintaan domestik yang kuat, khususnya dari konsumsi rumah tangga dan investasi, diprediksi akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kebijakan penguatan daya saing sektor manufaktur dan komoditas, serta peningkatan pendapatan, juga berkontribusi positif.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan hasil lembaga pemeringkat global, Moody's, yang menyebut ekonomi Indonesia tetap resilient atau kuat sebagai indikator positif.
“Ini mencerminkan keyakinan dunia internasional terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang solid di tengah tingginya ketidakpastian keuangan global,” katanya dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (21/3).
Bank sentral berkomitmen dalam menjaga kredibilitas serta memperkuat sinergi kebijakan. Koordinasi tersebut mencakup beberapa area terkait kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk memitigasi dampak dari dinamika global.
Selain itu, BI juga mendorong pembiayaan ekonomi melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). Begitu juga dengan dukungan dalam mengakselerasi transformasi digital pemerintah.
Ia menambahkan, BI juga memperkuat hilirisasi dan ketahanan pangan. “Bank Indonesia juga terus mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan,” ujar Perry.
Faktor Pendukung Ekonomi RI Kuat
Moody's menilai ekonomi Indonesia tetap kuat didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil dan solid serta kredibilitas kebijakan moneter dan fiskal yang terjaga. Lembaga pemerintah ini juga menyampaikan ekonomi RI tetap resilient karena didukung dengan keunggulan sumber daya alam dan bonus demografis.
Sejalan dengan itu, komitmen otoritas moneter dan fiskal untuk tetap menjaga kredibilitas kebijakan juga mendukung stabilitas makro ekonomi tetap terjaga. Faktor-faktor tersebut melandasi profil sovereign credit rating (SCR) Indonesia berada pada level Baa2 dengan outlook stabil.
Moody's menilai, permintaan domestik yang kuat khususnya dari konsumsi rumah tangga dan investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dan 2026.
Keberlanjutan kebijakan untuk mendorong daya saing sektor manufaktur dan komoditas juga dinilai berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dan berkelanjutan.
Menurut Moody's, penguatan pada aspek pendapatan pemerintah dan fleksibilitas fiskal, peningkatan pertumbuhan dan daya saing ekonomi, serta pendalaman pasar keuangan turut menjadi faktor-faktor yang akan memberikan peluang peningkatan SCR Indonesia ke depan.