Rupiah Diramal Menguat Imbas Investor Waswas Trump Intervensi The Fed


Nilai tukar rupiah menguat tipis 0,48% ke level 16.795 per dolar AS pada perdagangan pagu ini, Senin (21/4). Analis melihat rupiah berpeluang menguat pada awal pekan ini seiring upaya intervensi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap kebijakan The Federal Reserve yang membuat para pelaku pasar khawatir dan menekan dolar AS.
“Tekanan terhadap dolar AS terbaru datanya dari persepsi negatif pasar terhadap pernyataan Trump yang meminta Bank Sentral AS untuk memangkas suku bunga acuannya,” kata pengamat pasar uang, Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Senin (21/4).
Ariston menjelaskan, pernyataan Trump ini dianggap mengintervensi tugas Bank Sentral AS dapat berdampak buruk ke perekonomian AS ke depan. Selain itu, menurut dia, dampak negatif dari kenaikan tarif terhadap perekonomian AS juga akan berpengaruh. “In karena naiknya harga-harga barang konsumsi juga mendorong pelemahan dolar AS,” ujar Ariston.
Ariston menjelaskan indeks dolar AS pada pagi ini bergerak lebih rendah dari pekan lalu. Dolar AS saat ini bergerak di kisaran 98 dari sebelumnya berada di atas 99.
“Potensi penguatan rupiah hari ini ke arah Rp 16.700 per dolar AS dengan resisten di kisaran Rp 16.830 per dolar AS,” kata Ariston.
Berdasarkan data Bloomberg,, rupiah dibuka menguat 46 poin di level Rp 16.830 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia menguat 0,49%, baht Thailand 0,8%, rupee India 0,36%, peso Filipina 0,3%, won Korea Selatan 0,36%, dan yen Jepang 1,01%.
Analis Doo Financial Futures,Lukman Leong juga memperkirakan rupiah hari ini menguat terhadap dolar AS. Lukman menjelaskan, dolar AS pada pagi ini terpantau masih terus melemah setelah pernyataan dovish pejabat The Fed Goolsbee dan Jerome Powell yang mengkhawatirkan ekonomi AS oleh dampak dari kebijakan proteksionisme Trump.
“Investor juga khawatir intervensi Trump pada Powell dalam kebijakan suku bunga The Fed. Rupiah hari ini akan berkisar di level Rp 16.750 per dolar AS hingga Rp 16.900 per dolar AS,” ujar Lukman.
Lukman menambahkan, investor juga menantikan data perdagangan Indonesia. Neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan kembali mengalami surplus sekitar US$ 2,5 miliar.